Rabu 18 May 2022 17:13 WIB

KONI Sepakat Perlu Evaluasi, tapi tak Cari Kambing Hitam

Sasaran utama pembinaan olahraga Indonesia meraih prestasi dalam Olimpiade.

Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman sepakat perlu ada evaluasi terkait cabang olahraga yang tak memenuhi target medali pada SEA Games 2021 Hanoi, Vietnam. Namun, tidak mesti dengan mencari kambing hitam.

Menurut Marciano, stakeholder olahraga termasuk KONI, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), dan pengurus induk organisasi olahraga (PB/PP) harus menjawab tantangan lahirnya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Undang Undang Keolahragaan.

Baca Juga

"Ayo kita lakukan evaluasi. Tak perlu mencari kambing hitam. Kita harus bersama-sama mencari solusi untuk bisa memenuhi apa yang diinginkan dalam DBON," kata Marciano dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).

Dalam DBON itu, kata Marciano, jelas disebutkan sasaran utama pembinaan olahraga Indonesia meraih prestasi dalam Olimpiade, sedangkan SEA Games dan Asian Games menjadi sasaran antara. "Pemerintah sudah meluncurkan DBON dan UU Keolahragaan dan kita harus menjawabnya. Tak perlu lagi saling menyalahkan dan mari kita sukseskan paradigma baru olahraga Indonesia dengan mencari solusi terbaik," kata dia.

Marciano mengakui memang ada beberapa cabang olahraga yang belum memenuhi target medali, tetapi kegagalan itu bukan untuk dipermasalahkan.

"Tak ada waktu kita untuk terus berdebat mengenai kesalahan. Ke depan, kita harus mencari formula yang tepat untuk kembali meningkatkan prestasi olahraga Indonesia," jelas Marciano.

Sementara itu, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari juga mengatakan dengan melihat skema baru yang diterapkan pemerintah, pihaknya dan KONI serta semua pemangku kepentingan olahraga Indonesia menyebut SEA Games menjadi ajang evaluasi pembinaan cabang olahraga. Menurut dia, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan olahraga Indonesia membuat kajian-kajian tentang evaluasi proses pembinaan yang ada dalam cabang-cabang olahraga.

"Dulu ajang SEA Games dianggap sebagai target, kalau sekarang hanya sasaran antara saja. Sebagai contoh PB ISSI yang tak boleh puas dengan hasil SEA Games 2021 Hanoi ini, karena yang paling penting bagaimana caranya bisa tembus kualifikasi ke ajang di atasnya seperti Asian Games maupun Olimpiade, sehingga ini PR-nya masih panjang," kata Oktohari.

Oktohari mengatakan, seluruh pemangku kepentingan sepakat bahwa SEA Games ini menjadi evaluasi terhadap pembinaan yang dilakukan cabang olahraga, terlebih saat ini mekanisme penganggaran diberikan langsung oleh pemerintah kepada cabang olahraga.

"Evaluasi ke depannya harus spesifik, apakah cabang itu serius melakukan pembinaan prestasi dan nomor-nomornya spesifik. Di sini banyak cabang yang mengikuti pertandingan di mana hasilnya pun terlihat sehingga dari situ kita bisa analisa apa yang perlu ditambah dan mana yang perlu dimaksimalkan," tegas Oktohari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement