REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kota berusia 3.400 tahun muncul kembali dari reservoir di Sungai Tigris di Irak utara karena kekeringan yang parah. Para arkeolog berlomba untuk menggalinya sebelum air kembali naik.
Kekaisaran Mittani memerintah wilayah utara Mesopotamia dari sekitar 1500 SM hingga 1350 SM. Kota Zaman Perunggu di Kemune ini adalah sisa-sisa Kekaisaran Mittani. Sisa-sisa kota telah lama diketahui oleh para peneliti, tetapi mereka hanya dapat menjelajahinya selama musim kemarau.
Dilansir dari Live Science, para arkeolog menggali sebagian Kemune pada tahun 2018 dan menemukan sebuah istana yang hilang dengan dinding dan ruangan setinggi 22 kaki (7 m) yang dipenuhi dengan lukisan mural.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Universitas Tübingen di Jerman, para peneliti memetakan sebagian besar kota kali ini, termasuk kompleks industri dan fasilitas penyimpanan bertingkat yang kemungkinan menyimpan barang-barang dari seluruh wilayah.
"Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani," kata Hasan Qasim, seorang arkeolog yang bekerja di situs tersebut dan ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan.
Menurut Ivana Puljiz, seorang profesor junior arkeologi Timur Dekat kuno di Universitas Freiburg di Jerman yang juga bekerja pada penggalian, Kemune adalah satu-satunya pusat kota Kekaisaran Mittani yang diketahui terletak langsung di Sungai Tigris.
Menyiratkan bahwa kota tersebut mengendalikan penyeberangan di bagian dari jalur air ini dan mungkin juga merupakan titik penghubung penting bagi kekaisaran.
Sebagian besar kota mungkin hancur oleh gempa bumi pada tahun 1350 SM. Namun, sebagian dari sisa-sisanya masih terlihat di bawah tembok yang runtuh.
Selama pembangunan Bendungan Mosul pada 1980-an, manusia menenggelamkan situs tersebut dengan air. Arkeolog mengetahui Kemune pada saat itu, tetapi belum mempelajarinya.
Kemune ditemukan kembali pada 2010, tetapi para peneliti tidak dapat menggalinya sampai ketinggian air waduk cukup rendah selama kekeringan parah pada 2018.
Menurut pernyataan itu, mereka memiliki kesempatan kedua untuk memeriksa kota itu pada 2022 karena Irak perlu menggunakan air waduk untuk menjaga tanaman agar tidak mengering dan gagal selama kekeringan parah lainnya. Ini karena Irak sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim dan permukaan air cukup rendah lagi.
Dalam beberapa hari setelah memutuskan untuk mempelajari Kemune, para arkeolog Kurdi dan Jerman membentuk tim dan bekerja cepat di lokasi tersebut pada bulan Januari dan Februari, tidak yakin apakah air akan kembali.
Para kru menemukan sekitar 100 tablet tanah liat dari periode Asyur tengah di antara reruntuhan Mittani (dari sekitar 1365 SM). Bangsa Asyur menciptakan kota baru di Kemune setelah Kekaisaran Mittani runtuh. Tablet mereka mungkin berisi literatur tentang pergeseran kekaisaran.
"Kami belum tahu apa yang tertulis di manuskrip," kata Puljiz.
"Namun, kami berharap mereka akan mengungkapkan rincian mengenai awal kedaulatan Asyur di wilayah tersebut," jelasnya.
Saat level reservoir meningkat pada bulan Februari, beberapa parit arkeolog terisi air. Untuk melindungi kota dari kerusakan lebih lanjut, mereka menutupi struktur dengan lembaran plastik dan melapisi lembaran dengan kerikil.
Kemune sekarang sepenuhnya tenggelam, dan para peneliti tidak yakin kapan mereka dapat kembali.
"Benar-benar tidak dapat diprediksi kapan situs itu akan muncul kembali," kata Puljiz.
"Itu bisa muncul sedini musim panas ini atau paling lambat beberapa tahun dari sekarang," ucap dia.