REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam diskusi terakhir kalangan epidemiolog dunia, diperkirakan sekitar 10.000 virus dari hewan saat ini berpotensi menjadi wabah penyakit. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut begitu banyak kasus wabah yang sebelumnya jarang terjadi, kini menjadi lebih sering muncul di tengah masyarakat. Salah satunya adalah cacar monyet atau Monkeypox.
Situasi itu memberi pesan penting bahwa dunia makin rentan terserang zoonosis akibat perilaku manusia itu sendiri. "Kita sering tanpa disadari atau disadari, merusak lingkungan yang menyebabkan ekosistem ini menjadi semakin tidak berjalan seperti biasanya. Itu karena kehidupan manusia dan hewan batasnya semakin tipis dan rusaknya ekosistem," katanya.
Sejak masa lampau, manusia, hewan dan lingkungan menjalin kaitan yang tak terpisahkan dalam ekosistem kehidupan. Manusia bertahan hidup dengan bercocok tanam hingga memelihara hewan.
Sayangnya, manusia menempatkan kepentingan mereka di atas makhluk hidup lain dengan cara mengeksploitasi keberlangsungan hidup hewan maupun tanaman. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan ekologi yang tak terhitung banyaknya, hingga muncul berbagai zoonosis (penyakit menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya) yang justru mengancam kehidupan manusia.
Yang terbaru adalah laporan peneliti dari Griffith University, Australia yang menemukan varian Virus Hendra dari kelelawar pemakan buah yang bisa menular ke hewan dan manusia. Penyakit ini sebelumnya sempat muncul pada tahun 1994 dan 2016.
Studi CDC menyebutkan sekitar 60 persen penyakit di dunia diakibatkan oleh zoonosis. Sebanyak tiga dari empat penyakit menular baru (Infectious Emerging Disease/ IED) berasal dari hewan.