REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Usaha sambal tempoyak "Maugi" yang dirintis ibu Pendrawati (39) anggota UMKM Jambi yang berproduksi di Jalan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, kini pemasarannya sudah sampai ke konsumen internasional. "Sambal tempoyak Jambi makanan khas Provinsi Jambi yang berbahan dasar dari permentasi durian kini menjadi populer di kalangan konsumen luar kota hingga bahkan dijual ke luar negeri," kata Pendrawati di Jambi, Selasa (7/6/2022).
Awalnya produk sambal durian itu hanya dipasarkan di Kota Jambi dan sekitarnya namun seiring waktu dan promosi yang dilakukannya pada 2019 produk tersebut mengikuti ajang seleksi yang di selenggarakan oleh Kementerian Perdagangan untuk di ekspor. Pada ajang seleksi tersebut produk sambal tempoyak merek Maugi masuk dalam lima besar unggulan untuk di ekspor, hingga dipilih untuk ikut belajar serta diikutkan pameran pada 'Trade Expo Indonesia' yang dimana diikuti pelaku usaha dari 120 negara.
Di pameran itu para pengunjung khususnya pengunjung luar negeri suka dengan produk sambal itu, serta menjadi tahu bahwa di Indonesia tidak hanya ada rempah-rempah dan kopi saja tetapi juga ada makanan lokal dari tiap daerah khususnya sambal tempoyak khas Jambi.
"Dari pameran tersebutlah sambal tempoyak buatannya dilabeli merek sambal tempoyak "Maugi", hingga mulai dikenal sampai saat ini dan berhasil diekspor atas permintaan konsumen di beberapa negara seperti Afrika, Amerika, Thailand, Malaysia, Singapura, China dan ke Korea", kata Pendrawati.
Dia juga menjelaskan, bahwa para konsumen di luar negeri suka sekali memakan sambal tempoyak dengan cara mengoleskan sambal tempoyak ke roti sebagai pengganti selai. Para pembeli bisa membeli sambal tempoyak Maugi langsung di gerai penjualan di Jambi dan juga ada di pasar online seperti 'Shoope' dengan harga mulai dari Rp24 ribu hingga Rp45 ribu per kaleng.