Jumat 17 Jun 2022 16:19 WIB

UNM Libatkan Mapala Dhinakara Ikuti Kegiatan TWKM Ke-32

TWKM merupakan sebuah forum nasional mapala.

UKM Mapala Dhinakara Universitas Nusa Mandiri (UNM), mengikuti kegiatan TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, 6 -12 Juni 2022.
Foto: Dok UNM
UKM Mapala Dhinakara Universitas Nusa Mandiri (UNM), mengikuti kegiatan TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, 6 -12 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Pecinta Alam atau Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Dhinakara Universitas Nusa Mandiri (UNM), mengikuti kegiatan TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, pada Senin hingga Ahad, 6 -12 Juni 2022.

Staf Wakil Rektor II Bidang Non Akademik UNM, M Rangga Ramadhan Saelan mengatakan, TWKM merupakan sebuah forum nasional mapala sebagai wadah pertemuan atau refleksi mengenai isu lingkungan.

“Selain sebagai forum silaturahmi, TWKM juga merupakan lingkaran yang familiar bagi para penggiat lingkungan, khususnya kalangan mahasiswa,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.coi.id, Rabu (15/6).

Ia menjelaskan, Universitas Nusa Mandiri (UNM) mendelegasikan Mapala Dhinakara sebagai perwakilan dari kampus. Sehingga,  diharapkan mampu menyampaikan dan membagikan apa saja ilmu dari pengalaman yang didapat pada rekan-rekan mahasiswa di UNM lainnya.

“UNM memiliki Dhinakara. Dhinakara  menurunkan anggotanya yang bernama Dika Aldrian Pratama sebagai perwakilan. Kegiatan hajatan atau pesta nasional pecinta alam setahun sekali ini, diikuti 268 organisasi mahasiswa pecinta alam seluruh Indonesia,” kata Rangga.

Sementara itu, Dika menyampaikan, tujuan dari TWKM ini untuk mengetahui apa saja isu lingkungan yang terjadi dari setiap daerah. Sehingga,  setiap mahasiswa pecinta alam di seluruh Indonesia bisa ikut mengampanyekan, walaupun tidak bisa terjun langsung ke lokasi permasalahan. Untuk jumlah peserta TWKM ini sendiri setiap tahun diupgrade.

“Dalam kegiatan ini di kami diminta membahas isu daerah dan isu yang terpilih akan dinaikkan menjadi isu nasional. Kami  juga menggelar siding pleno. Dengan big data yang kuat, maka hasil sidang pleno satu dua dan tiga, terpilih provinsi Aceh sebagai tuan rumah TWKM ke-33.  Isu yang diangkat juga tidak main-main, pertambangan Leuser atau hutan Leuser,” papar Dika.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement