REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar UMY & Ambassadors Gathering. Agenda yang mengundang duta besar 13 negara digelar untuk memperkuat kolaborasi internasional dari perguruan tinggi berslogan Muda Mendunia tersebut.
Antara lain dari Syria, Pakistan, Ekuador, Afrika Selatan, Turki, Taiwan, Yaman, Palestina, Maroko, Irak, Thailand, Bangladesh dan Perancis. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syafiq A Mughni mengatakan, ini menjadi agenda silaturahim.
Terutama, bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dan duta besar yang termasuk amanah tujuan ke depan internasionalisasi Muhammadiyah. Sehingga, kapasitas lembaga pendidikan yang menangani internasionalisasi terus meningkat.
Kemudian, lebih ekspansif menjalani kerja sama, bukan saja dalam rangka merekrut mahasiswa asing untuk belajar di UMY. Namun, mengirim mahasiswa UMY di Indonesia belajar ke berbagai negara dan juga adanya pertukaran antar dosen internasional."Hal tersebut merupakan kegiatan yang sangat memperkuat kecakapan secara akademik," kata Syafiq, Jumat (17/6).
Syafiq menekankan, UMY dapat jadi contoh PTMA yang lain dalam menjalin kerja sama internasional. UMY, kata Syafiq, memiliki potensi untuk mampu melakukan kolaborasi internasional tidak cuma dalam pengiriman mahasiswa asing ke UMY.
Dapat pula dalam rangka memperbanyak tenaga pengajar perguruan tinggi yang mendapatkan pendidikan tinggi atau yang lebih maju dari berbagai negara. Selain itu, mampu pula mendapatkan input mahasiswa asing yang ingin belajar di UMY."Hal ini harapannya akan memperkaya baik dari segi akademik maupun secara kultural," ujar Syafiq.
Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto menuturkan, silaturahmi dengan duta besar ini bisa bermanfaat bagi peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan. Walau jadi kali pertama digelar, ini penting untuk mengembangkan kolaborasi internasional.
Gunawan menerangkan, beberapa kerja sama yang bisa dilakukan salah satunya dalam pembiayaan hidup bagi mahasiswa asing yang sedang belajar di UMY serta melakukan monitoring perkembangan mahasiswa. Yang mana, bisa dilakukan pemerintah asalnya.
Artinya, tidak cuma beasiswa kepada mahasiswa tersebut untuk melanjutkan studi. Sehingga, bisa saling menghubungkan, dapat meningkatkan jumlah mahasiswa yang berasal dari negara tertentu dengan pola kerja sama yang saling menguntungkan.
Gunawan mengapresiasi banyaknya mahasiswa asing mendaftar di UMY pada 2022 yang mencapai 1.411. Ia berharap, pemerintah masing-masing negara dapat memonitor, ikut melihat perkembangan seberapa jauh mahasiswa menempuh pendidikan di DIY.
"Kami optimistis sambutan dari pihak kantor duta besar di Jakarta mengarah positif untuk melakukan kerja sama. Sehingga, tahun-tahun mendatang, UMY dapat melakukan ekspansi terhadap penyelenggaraan mahasiswa internasional yang meningkat drastis ," kata Gunawan.