Rabu 22 Jun 2022 14:03 WIB

Setengah Pasien Kanker Mematikan Ternyata Lakukan Kebiasaan Ini

Ada salah satu kebiasaan yang dilakukan para pengidap kanker mematikan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Ada salah satu kebiasaan yang dilakukan para pengidap kanker mematikan.
Foto: PxHere
Ada salah satu kebiasaan yang dilakukan para pengidap kanker mematikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker yang tak diketahui primernya atau Cancer of Unknown Primary (CUP) kerap dianggap sebagai kasus yang berbahaya dan mematikan. Meski awal mula kankernya tak diketahui, sekitar setengah dari pasien CUP ternyata mempunyai kesamaan. Kesamaan tersebut adalah memiliki kebiasaan merokok.

Dilansir dari BestLife Online, Rabu (22/6/2022), CUP pada dasarnya merupakan kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain namun tak diketahui dari mana kanker originalnya bermula. Kanker orisinal atau kanker primer ini bisa tak teridentifikasi karena beberapa hal.

Baca Juga

Salah satunya adalah ukuran kanker yang terlalu kecil sehingga tak terlihat. Alasan lainnya, kanker orisinal yang muncul terlebih dahulu mungkin sudah dikalahkan oleh sistem imun tubuh atau terangkat tanpa disadari dalam sebuah prosedur operasi yang dilakukan untuk pengobatan masalah lain.

Diagnosis CUP dinilai berbahaya karena kanker orisinalnya tak diketahui. Di sisi lain, pengobatan kanker bekerja dengan cara menarget jenis kanker yang spesifik. Tanpa mengetahui kanker orisinal yang memicu CUP, respons terhadap pengobatan menjadi tidak begitu efektif.

Menurut Cancer Research UK, CUP merupakan jenis kanker yang sering kali mematikan. Angka harapan hidup dalam waktu satu tahun setelah diagnosis CUP hanya berkisar 16 persen.

Meski awal mulanya tak bisa teridentifikasi, ahli menemukan bahwa setengah dari pasien CUP memiliki kesamaan perilaku. Kesamaan tersebut adalah memiliki riwayat merokok.

Kebiasaan merokok kerap dikaitkan dengan kanker paru. Faktanya, sekitar 90 persen kanker paru berkaitan dengan kebiasaan merokok. Akan tetapi, kebiasaan tak sehat ini juga bisa memicu terjadinya kanker di berbagai bagian tubuh lain.

"Merokok mungkin faktor risiko penting bagi CUP. Lebih dari setengah pasien CUP memiliki riwayat merokok," jelas American Cancer Society.

Saat studi autopsi dilakukan, banyak kasus CUP yang ternyata bermula dari pankreas, paru, ginjal, tenggorokan, laring, atau kerongkongan. Merokok, tambah American Cancer Society, bisa meningkatkan risiko untuk semua jenis kanker tersebut.

Senior Medical Director dari QuestDirect, Jeffrey Dlott MD, memberikan penjelasan mengapa rokok bisa sangat merugikan kesehatan. Dlott mengatakan rokok mengandung ribuan zat kimia di mana puluhan di antaranya merupakan zat karsinogen atau pemicu kanker.

Racun dari asap tembakau juga bisa menyebabkan kerusakan atau bahkan perubahan pada DNA sel. Kondisi ini bisa memicu pertumbuhan sel tak terkontrol dan terjadinya tumor kanker.

"Racun dalam asap rokok juga melemahkan sistem imun tubuh, artinya akan lebih sulit untuk membunuh sel kanker sesaat setelah sel tersebut terbentuk di dalam tubuh," ujar Dlott.

Terkait gejala, perlu diketahui bahwa CUP bukanlah satu penyakit tunggal. Oleh karena itu, CUP bisa memunculkan gejala yang sangat beragam. Sebagian dari gejala CUP yang kerap dialami pasien adalah nyeri, benjolan di bawah kulit, perubahan BAB, batuk, berkemih lebih sering, demam, berkeringat malam, atau penurunan berat badan.

Dlott menganjurkan agar orang-orang selalu memperhatikan apa yang terjadi pada tubuh masing-masing. Bila merasa ada hal yang berbeda atau tidak biasa, tak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dlott juga sangat menganjurkan orang-orang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk menemukan potensi masalah kesehatan lebih dini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement