Senin 04 Jul 2022 15:09 WIB

Penjelajah Milik NASA di Mars Rusak Gara-Gara Kerikil

Kerikil merusak sensor angin di Perseverance.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
 Wahana penjelajah Planet Mars, Perseverance kembali menyelidiki batuan di Kawah Jezero di Mars.
Foto: nasa
Wahana penjelajah Planet Mars, Perseverance kembali menyelidiki batuan di Kawah Jezero di Mars.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planet Mars adalah tempat yang sangat berangin. Penjelajah (rover) Perseverance telag mendarat di Mars pada Februari 2021 dengan membawa, di antara instrumen lainnya, stasiun cuaca yang dijuluki Mars Environmental Dynamics Analyzer (MEDA).

Instrumen itu mencakup dua sensor angin yang mengukur kecepatan dan arah. Ada pula beberapa sensor lain yang menyediakan metrik cuaca seperti kelembaban, radiasi, dan suhu udara.

Baca Juga

Kerikil yang terbawa oleh hembusan kuat Planet Merah baru-baru ini merusak salah satu sensor angin. Namun, MEDA masih dapat melacak angin di area pendaratannya di Kawah Jezero, meskipun dengan sensitivitas yang menurun. Hal ini diungkap oleh José Antonio Rodriguez Manfredi, peneliti utama MEDA. 

“Saat ini, sensor berkurang kemampuannya, tetapi masih memberikan besaran kecepatan dan arah,” tulis Rodriguez Manfredi, seorang ilmuwan di Pusat Astrobiologi Spanyol di Madrid, dalam sebuah email, dilansir dari Space, Ahad (3/7/2022).

Menurut Jet Propulsion Laboratory Badan Antariksa Amerika (NASA) di California, yang mengelola rover, dua sensor angin seukuran penggaris di Perseverance dikelilingi oleh enam detektor individu yang bertujuan untuk memberikan pembacaan yang akurat dari segala arah. Masing-masing dari dua sensor angin utama terpasang pada tiang yang dapat dibuka untuk memindahkan sensor menjauh dari rover saat melaju.

Perseverance berukuran mobil memang memengaruhi arus angin dengan pergerakannya sendiri melalui atmosfer Mars yang tipis, pejabat JPL menyatakan. Seperti semua instrumen di Perseverance, sensor angin dirancang dengan mempertimbangkan redundansi dan perlindungan.

“Tetapi tentu saja, ada batasan untuk semuanya.”

Untuk instrumen seperti MEDA, batasannya lebih menantang, karena sensor harus terpapar pada kondisi lingkungan untuk merekam parameter angin. Ketika angin yang lebih kuat dari yang diperkirakan mengangkat kerikil yang lebih besar dari yang diperkirakan, kombinasi tersebut mengakibatkan kerusakan pada beberapa elemen detektor.

"Baik prediksi maupun pengalaman yang kami miliki dari misi sebelumnya tidak meramalkan angin kencang seperti itu, atau material lepas seperti itu," kata Rodriguez Manfredi.

Perseverance mendarat di Mars pada 18 Februari 2021, dan, bersama dengan helikopter bernama Ingenuity, menjelajahi delta sungai purba yang mungkin kaya akan mikroba miliaran tahun yang lalu. Selain mengukur komposisi angin, cuaca, dan batuan, rover mengambil bahan yang paling menjanjikan untuk di-cache untuk misi pengembalian sampel di masa depan yang bertujuan mengirim sampel ke Bumi pada 2030-an.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement