REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran teknologi di dunia pendidikan tak dapat terelakkan, terlebih setelah melalui pandemi Covid-19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berpandangan, salah satu masa depan teknologi pembelajaran adalah pemanfaatan teknologi imersif, yang membawa suasana pembelajaran semakin interaktif dan menyenangkan.
"Salah satu masa depan teknologi pembelajaran adalah pemanfaatan teknologi imersif yang akan membawa suasana pembelajaran semakin interaktif dan menyenangkan untuk semua," ujar Pengembang Teknologi Pembelajaran Direktorat Guru Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Kemdikbudristek, Irfana Steviano, di Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Untuk itu, dia menyebutkan, pihaknya sangat mengapresiasi upaya Shinta VR melalui MilleaLab dalam mendorong digitalisasi sektor pendidikan di Indonesia. Menurut Irfana, pihaknya mendukung agar pemanfaatan platform VR MilleaLab dapat menjangkau lebih luas lagi para tenaga pendidik di Indonesia.
MilleaLab merupakan sebuah platform pembuatan dan pembelajaran berbasis media 3D dan virtual reality (VR). Mereka baru saja meluncurkan lisensi individu bagi pendidik atau guru di seluruh Indonesia untuk mempermudah mereka agar mampu mengakses teknologi VR dengan mudah, cepat dan terjangkau.
Advisor MilleaLab, Eko Indrajit, mengatakan, jika berbicara mengenai penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan, salah satu teknologi pendidikan yang telah digunakan adalah teknologi VR. Menurut dia, teknologi tersebut sudah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, China, Inggris dan lainnya.
"Sebenarnya Indonesia pun sudah mulai mengimplementasikan VR dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dimulai oleh MilleaLab pada tahun 2019, dan telah membantu para guru dan murid untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman belajar mengajarnya," jelas dia.
MilleaLab sendiri merupakan salah satu unit bisnis dari Shinta VR, sebuah perusahaan metaverse Indonesia yang sudah berdiri sejak 2016. Shinta VR menyatakan untuk terus berupaya menciptakan dampak positif menggunakan immersive technology, salah satunya dengan mendorong digitalisasi dan membentuk masa depan sektor pendidikan menggunakan teknologi VR melalui berbagai unit bisnisnya tersebut.
"Shinta VR berkomitmen untuk terus membuat dampak positif melalui immersive technology yang kami kembangkan, salah satunya dalam transformasi digital sektor pendidikan," ujar Founder dan Managing Director Shinta VR, Andes Rizky.
Dia menerangkan, upaya digitalisasi sektor pendidikan di Indonesia melalui penggunaan teknologi baik hardware dan software sudah mulai dianut oleh lembaga pendidikan di Indonesia. Itu digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat mempermudah segala prosesnya untuk mencapai merdeka belajar.
"Metode pendidikan di zaman modern saat ini masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar bagi generasi milenial. Maka dari itu, teknologi VR dapat menjadi sarana untuk mengubah sistem pendidikan di masa depan menjadi lebih baik, tidak hanya sekedar untuk merevolusi industri hiburan semata," kata dia.
Dia mengatakan, dengan dampak yang telah diberikan oleh banyak guru dalam pendidikan menggunakan teknologi VR melalui kerja sama antara MilleaLab dan sekolah-sekolah di Indonesia selama ini, pihaknya meluncurkan lisensi individu MilleaLab bagi pendidik yang ingin terlibat aktif dalam mengembangkan konten pembelajaran berbasis teknologi VR secara mandiri.