Jumat 08 Jul 2022 15:11 WIB

Ini Cara Menentukan Daging Sapi Sehat Menurut Ahli Gizi

Masyarakat diminta tetap memilih sumber daging dan susu yang higienis .

Spesialis Gizi Klinik RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, virus PKM ini menyerang hewan dalam jangka waktu 14 hari, dan akan mengeluarkan gejala.
Foto: RS Sari Asih Ciputat
Spesialis Gizi Klinik RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, virus PKM ini menyerang hewan dalam jangka waktu 14 hari, dan akan mengeluarkan gejala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriyah tahun ini didapati keresahan di kalangan pemerintah dan peternak sapi, pasalnya, saat ini tengah merebak wabah PMK. Bagi hewan ternak terutama yang memiliki kuku terbelah PMK merupakan penyakit akut.

PMK menular melalui sebaran virus. Hewan ternak yang terjangkit PMK ditandai dengan kuku melepuh, erosi di bagian mulut, lidah, lubang hidung, gusi, dan puting yang berimbas pada penurunan produksi susu, gangguan reproduksi, penurunan berat badan, keguguran sampai kematian mendadak.

Baca Juga

Kondisi ini selain berimbas kepada peternak juga membuat gelisah masyarakat. Bagaimana bisa memastikan daging sapi yang beredar di pasaran sehat dan aman dikonsumsi ditengah-tengah maraknya wabah PMK, terlebih saat ini akan memasuki hari raya Idul Adha atau Kurban.

Spesialis Gizi Klinik RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, virus PKM ini menyerang hewan dalam jangka waktu 14 hari, dan akan mengeluarkan gejala. Virus menular antarhewan melalui droplet air liur atau cairan hidung, maupun terkontaminasi dari kandangnya, mobil yang mengangkutnya, atau alas tidurnya.

“Dan virus ini dapat bertahan di tubuh hewan yang terinfeksi di bagian dagingnya, susunya, tulang, dan kelenjar-kelenjar,” ujar dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK.

Meski membahayakan hewan ternak, dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, memastikan penyebaran virus tersebut hanya terjadi pada hewan saja atau antarspesies, sehingga sangat kecil menginfeksi manusia, tidak bisa melintasi beda spesies.

“Sehingga tidak perlu khawatir terkena kepada manusia, meski bisa saja menginfeksi tapi kemungkinannya sangat kecil,” sebut dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK.

Hanya saja, dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, mengimbau agar masyarakat tetap memilih sumber daging dan susu yang higienis agar terhindar dari penyakit. Disebutkan dr Eleonora, daging yang sehat itu memiliki ciri masih terlihat segar, berwarna merah, tidak ada warna kebiruan, dan tidak berbau.

“Daging yang tidak sehat itu sangat terlihat dari warnanya yang sudah kebiruan atau hitam dan berbau busuk,” sebut dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK.

Dalam mengonsumsi daging dr. Eleonora Mitaning Christy, SpGK, menyarankan perlu diperhatikan dalam mengolah masakan. Daging jangan segera dicuci namun harus direbus dahulu selama 30 menit dalam suhu 70 derajat untuk memastikan daging yang akan dikonsumsi steril atau aman dari penyakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement