Sabtu 09 Jul 2022 00:40 WIB

Gejala Covid-19 Ini Paling Banyak Dikeluhkan Orang yang Sudah Divaksinasi Lengkap

Orang yang sudah divaksinasi Covid-19 lengkap masih bisa terinfeksi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Orang yang sudah divaksinasi lengkap masih bisa kena Covid-19.
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Orang yang sudah divaksinasi lengkap masih bisa kena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Individu yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 cenderung lebih terlindungi dari risiko Covid-19 bergejala berat. Meski begitu, mereka tetap bisa terkena Covid-19 dan mengalami beberapa gejala yang relatif ringan. Seperti apa gejalanya?

Menurut ZOE Health Study, ada beberapa gejala Covid-19 yang cukup sering dialami oleh individu dengan riwayat vaksinasi Covid-19 lengkap atau dua dosis. Salah satu dari gejala tersebut adalah bersin.

Baca Juga

"Bila Anda sudah divaksinasi dan mulai sering bersin tanpa sebab yang jelas, Anda perlu melakukan tes Covid-19," ungkap tim peneliti ZOE, seperti dilansir Express, Jumat (8/7/2022).

Tes Covid-19 menjadi sangat penting, khususnya bagi individu bergejala yang hidup atau bekerja secara dekat dengan orang-orang berisiko. Misalnya, orang-orang yang memiliki komorbid, lansia, atau ibu hamil.

Selain bersin, ada empat gejala lain yang kerap dialami oleh pasien Covid-19 yang sudah divaksinasi. Keempat gejala tersebut adalah hidung beringus, sakit kepala, nyeri tenggorokan, dan batuk terus-menerus.

ZOE Health Study menggunakan data yang terhimpun dari aplikasi ZOE. Aplikasi ini digunakan oleh warga Inggris untuk melaporkan gejala yang mereka alami selama terkena Covid-19.

Inggris merupakan salah satu negara di dunia dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang cukup baik. Seperti dilansir BBC, sekitar 92 persen warga Inggris berusia di atas 12 tahun sudah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19.

Selain itu, sebanyak 85 persen dari kelompok usia tersebut sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Cakupan vaksinasi yang cukup tinggi ini tampak berperan dalam menurunkan kasus gejala berat Covid-19 yang muncul di Inggris belakangan ini.

Menurut tim peneliti, laporan gejala yang diterima oleh aplikasi ZOE mengindikasikan bahwa tingkat keparahan Covid-19 mulai menurun dan masa pemulihan penyakit tersebut juga semakin singkat. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa hanya satu dari 21 pasien Covid-19 di Inggris yang menunjukkan gejala Covid-19.

Menurut data ZOE Health Study, penambahan kasus Covid-19 harian di Inggris saat ini mencapai 285 ribu kasus. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 27 persen dibandingkan rata-rata penambahan kasus harian di pekan sebelumnya, yaitu 225 ribu kasus.

"Data ZOE Health study kami menunjukkan bahwa saat ini Inggris sedang dalam gelombang baru Covid-19 yang dalam waktu dekat akan mendapati lebih dari 300.000 penambahan kasus baru harian," jelas scientific co-founder ZOE, Profesor Tim Spector.

Menurut Prof Spector, peningkatan kasus Covid-19 yang saat ini melanda Inggris didorong oleh subvarian omicron BA.5. Varian BA.5 saat ini mendominasi kasus-kasus Covid-19 di negara tersebut.

"Varian ini sangat jago dalam meloloskan diri dari imun, menyebabkan peningkatan reinfeksi pada orang-orang meski sudah divaksinasi atau memiliki imunitas alami (dari riwayat infeksi Covid-19 terdahulu)," kata Prof Spector.

Menurut Prof Spector, tren peningkatan kasus Covid-19 di Inggris paling banyak terlihat pada beberapa pekan terakhir. Hal ini dinilai berkaitan dengan adanya sejumlah penyelenggaraan festival yang memungkinkan banyak orang berkerumun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement