Selasa 12 Jul 2022 00:30 WIB

Gejala Emboli Kolesterol Bisa Terasa di Kaki, Bisa Fatal Jika Diabaikan

Kolesterol tinggi dan tak terkendali bisa picu beragam masalah kesehatan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Kaki (ilustrasi). Emboli kolesterol bisa terjadi dan tandanya dapat terlihat di kaki. Kondisi ini mengakibatkan konsekuensi fatal apabila tidak ditangani.
Foto: www.freepik.com
Kaki (ilustrasi). Emboli kolesterol bisa terjadi dan tandanya dapat terlihat di kaki. Kondisi ini mengakibatkan konsekuensi fatal apabila tidak ditangani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanda-tanda seseorang memiliki kadar kolesterol tinggi dalam tubuhnya dapat dicermati lewat kondisi fisik tertentu. Direktur Medis Oliolusso di Inggris, Monika Wassermann, mengulas bahwa indikasi tersebut bisa terlihat pada kaki.

Menurut Wassermann, rasa sakit dan perubahan warna pada kaki bisa menjadi gejala dari kondisi yang disebut emboli. Dia menjelaskan terlebih dahulu tentang kolesterol tinggi, yakni banyaknya jumlah lemak yang beredar dalam aliran darah dan disimpan ke dinding arteri.

 

Itu berkontribusi pada pembentukan plak berisi kolesterol. Emboli kolesterol terjadi ketika pembuluh darah menuju organ tersumbat oleh trombosit dan protein.

 

Istilah emboli lebih sering dikaitkan dengan bekuan darah yang telah berjalan ke paru-paru. Meskipun gumpalan darah sering menjadi penyebab emboli, puing-puing dari plak berisi kolesterol menyebabkan penyumbatan serupa.

 

Kondisi demikian sering terjadi di aorta, yakni arteri terbesar di tubuh yang membawa darah keluar dari jantung. Gejala emboli kolesterol bisa bervariasi, tergantung pada pembuluh darah mana yang terkena. Ketika emboli kolesterol terjadi, sebuah pola kemungkinan akan muncul di kaki.

 

"Gejalanya termasuk nyeri kaki, nyeri di jari kaki, dan perubahan warna kulit. Pada pemeriksaan fisik, adanya bercak seperti jaring atau seperti renda, biru hingga ungu tua dengan bintik-bintik di kaki dapat menjadi fitur klinis yang sangat berharga dalam mendiagnosis emboli kolesterol," ujarnya.

 

Wassermann menyampaikan, perubahan yang kasat mata biasanya disertai rasa sakit yang luar biasa sampai-sampai pasien butuh penghilang rasa nyeri untuk merasa lebih baik. Sejumlah gejala itu perlu diwaspadai dan ditindaklanjuti, apalagi jika dibarengi diare serta adanya darah di saluran pencernaan.

 

Badan kesehatan Medscape menyebut diagnosis emboli kolesterol atau ateroemboli sering terlewatkan atau diabaikan. Tantangan diagnostik itu dipicu oleh gejalanya yang tidak spesifik dan karena sering menyerupai kondisi dan penyakit lain yang lebih umum.

 

Padahal, emboli kolesterol mengakibatkan konsekuensi fatal apabila tidak ditangani. Berbagai kondisi telah dikaitkan secara klinis dengan perkembangan emboli kolesterol, termasuk hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus, dan penyakit pembuluh darah perifer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement