Oleh : Dwi Murdaningsih, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Pakai masker lagi yok! Ajakan ini juga sebagai sebuah pengingat bagi diri saya sendiri agar tidak lelah memakai masker. Sejak 18 Mei 2022, atau sekira dua bulan lalu, Presiden Joko Widodo telah memberikan pelonggaran penggunaan masker.
Masyarakat yang sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka dan tidak padat orang diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker. Jujur saya, saya termasuk masyarakat yang menggunakan pelonggaran ini.
Yaa, aturan itu dibuat sesuai dengan keadaan toh? Saat itu penambahan covid-19 bisa dibilang sedang melandai. Jumlah kasus harian baru di bawah angka 1000, rata-rata sekitar 300-an kasus baru. Angka penularan pun rendah. Bisa dibilang, aman lah untuk melepas masker di tempat terbuka, apalagi kalau sedang sepi.
Ya anggap saja kita sedang menghirup udara-udara segar. Kangen kan bisa beraktivitas tanpa masker? Saya sih iya, meskipun mungkin banyak orang yang sudah nyaman atau terbiasa juga selalu menggunakan masker.
Kata orang (dan netizen) masker itu bisa menutupi aib. Aib yang dimaksud mungkin belum mandi, atau banyak yang bercanda: masker bisa menutupi wajah yang kurang ganteng atau cantik. Kalau pakai masker nggak perlu pakai lipstik. Ya betul juga sih, kalau pakai masker kan nggak ketahuan wajahnya, hanya mata saja.
Sekarang, presiden Joko Widodo menyerukan kembali pemakaian masker baik di tempat terbuka atau tertutup. Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap mengenakan masker saat beraktivitas baik di dalam maupun di luar ruangan.
"Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan memakai masker adalah masih sebuah keharusan," ujar Jokowi usai melaksanakan ibadah shalat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (10/7/2022).
Jokowi mengingatkan masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi penularan Covid-19, utamanya varian BA.4 dan BA.5. Meski menurut beberapa referensi varian ini termasuk katagori ringan, varian ini ditengarai lebih mudah menular.
Pada Ahad 10 Juli 2022, di seluruh Indonesia ada penambahan 2.576 kasus baru. DKI Jakarta menjadi daerah dengan kasus terbanyak pada penambahan kasus baru.
DKI Jakarta menyumbang 1.675 kasus baru atau hampir separuh kasus baru dilaporkan berada di Ibu Kota. Meski penambahan covid 19 relatif rendah dibandingkan jumlah penduduk total, atau dibandingkan dengan negara lain, tak ada salahnya terus waspada.
Saya ingat kata seorang kawan yang pada bulan Februari lalu terinfeksi Omicron: "Seringan-ringannya gejala omicron tetap nggak enak, pegal se-badan-badan," kata dia.
Saya rasa pun demikian dengan subvarian baru ini. Seringan apa pun sakit, tentu tetap nggak enak, nggak nyaman.
Membiasakan kembali penggunaan masker setelah sempat ada pelonggaran ini bisa menjadi pekerjaan rumah. Tapi memang memakai masker adalah sebuah kebiasaan new normal yang perlu terus diulang. Masker bisa melindungi dari virus, debu hingga polusi yang juga tidak kalah mematikan.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Planetary Health pada bulan Mei lalu, diperkirakan 9 juta orang meninggal karena polusi setiap tahunnya. Studi itu menyimpulkan bahwa polusi merupakan ancaman bagi kesehatan manusia.
Meskipun banyak orang yang meski ada pelonggaran tetap menggunakan masker, mungkin ada lebih banyak orang yang memilih melepas masker.
Menurut ilmuwan, virus corona akan selalu ada. Virus ini pun akan selalu bermutasi demi bisa terus bertahan hidup. Artinya, kita sebenarnya akan terus hidup bersama virus corona.
Ini sama seperti virus influenza yang juga masih ada sampai sekarang, terus bermutasi sehingga vaksinasi flu terus diulang selama setahun sekali.
Virus corona ini (mungkin) akan selalu ada sehingga kita harus selalu waspada. Ketika kasus sedang menunjukkan tren tinggi seperti sekarang, ya tak ada cara lain selain kembali memakai masker untuk pencegahan.
Vaksinasi atau booster? Yaa itu penting juga tapi jelas pertahanan paling awal dan paling dasar adalah memakai masker. Mencegah lebih baik dari pada sakit kan?
Sekarang, sudah dua tahun pandemi berjalan, kebanyakan orang pun sudah mulai lengah dan mungkin bosan dengan hal-hal yang berhubungan dengan covid-19. Namun, jika tren kaus sedang mengalami kenaikan, saatnya untuk saling mengingatkan untuk jangan lengah dengan protokol kesehatan.