Kamis 21 Jul 2022 12:24 WIB

Kemendikbudristek Dorong Perguruan Tinggi Ikut Lestarikan Peninggalan Budaya

Perguruan Tinggi diharapkan menerapkan teori akademiknya dengan fakta sejarah budaya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Dua remaja berfoto dengan latar belakang dam bersejarah peninggalan kolonial Belanda, (ilustrasi). irektur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan perguruan tinggi wajib berupaya dalam melestarikan peninggalan budaya di wilayahnya.
Foto: ANTARA/Syaiful Arief
Dua remaja berfoto dengan latar belakang dam bersejarah peninggalan kolonial Belanda, (ilustrasi). irektur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan perguruan tinggi wajib berupaya dalam melestarikan peninggalan budaya di wilayahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan perguruan tinggi wajib berupaya dalam melestarikan peninggalan budaya di wilayahnya. Hilmar mengajak setiap elemen di perguruan tinggi agar turun langsung menerapkan teori akademiknya dengan fakta sejarah dan budaya.

"Akademisi dan mahasiswa tidak hanya berkutat di kelas saja. Namun dapat juga belajar dari lapangan menggali nilai-nilai budaya maupun kearifan lokal yang pernah ada di sepanjang Sungai Batanghari," kata Hilmar dalam keterangan pers pada Kamis (21/7/2022).

Hilmar menyatakan generasi muda mempunyai tugas merawat peninggalan sejarah. Salah satu tujuannya guna menghindari hilangnya peninggalan sejarah.

"Generasi muda dapat ikut mengungkap segala aspek perjalanan peradaban Melayu. Sudah menjadi kewajiban serta tanggungjawab seluruh pihak untuk merawat peninggalan sejarah," ujar Hilmar.

Hal itu disampaikannya saat pembukaan program Sekolah Lapangan di dua Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi yaitu di situs Kotamahligai serta situs Gedong I. Program Sekolah Lapangan ini sejalan dengan tujuan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diusung Kemendikbudristek.

Selama hajatan Sekolah Lapangan di KCBN Muara Jambi dilakukan berbagai aktivitas yaitu identifikasi situs, diskusi bersama pakar, eskavasi, konservasi, pemugaran, hingga penataan lingkungan. Hilmar menyebut KCBN mempunyai arti penting sebagai nilai sejarah peradaban Indonesia.

"Melestarikan peninggalan budaya merupakan upaya pemajuan kebudayaan. Dengan diselenggarakannya Sekolah Lapangan di KCBN Muara Jambi ini, diharapkan timbul kesadaran merawat warisan budaya sebagai bentuk harmonisasi alam dan manusia," sebut Hilmar.

Diketahui, kegiatan Sekolah Lapangan di KCBN Muara Jambi ini melibatkan arkelog, sejarawan, ahli geofisika, pakar biologi, desainer produk, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Perguran tinggi yang turut serta dalam program Sekolah Lapangan ini yaitu UI, ITB, Universitas Jambi, UIN Sultan Thaha Jambi, dan UIN Raden Fatah Palembang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement