Sabtu 23 Jul 2022 21:38 WIB

Kurangi Risiko Hipertnsi, Ini Cara Mudah Kurangi Dampak Negatif Garam

Salah satu faktor risiko hipertensi seperti tingginya asupan garam dalam tubuh.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Cara mudah mengurangi dampak negatif garam. (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Cara mudah mengurangi dampak negatif garam. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Para peneliti pun terus menekankan pentingnya mengatasi kondisi tersebut.

Salah satu faktor risiko hipertensi seperti tingginya asupan garam dalam tubuh. Hipertensi termasuk penyebab kejadian jantung serius seperti strok dan serangan jantung. Hal itu diperkirakan memengaruhi lebih dari seperempat orang dewasa di Inggris dan juga membahayakan jutaan orang. 

Baca Juga

Untungnya, sekarang sebuah studi baru menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi tiga jenis makanan, cenderung lebih terlindungi dari efek negatif garam dalam makanan. Mengonsumsi makanan tertentu ini secara substansial dapat menurunkan risiko terkait. 

Temuan baru yang diterbitkan dalam jurnal European Society of Cardiology menganjurkan wanita mengonsumsi pisang, alpukat, dan salmon untuk mengurangi efek negatif garam dalam makanan. Meskipun pisang disebut-sebut sebagai salah satu sumber potasium teratas, sumber baik lainnya termasuk aprikot, prem, jus jeruk, labu, dan kentang.

Penulis studi Profesor Liffert Vogt dari Pusat Medis Amsterdam University di Belanda mengatakan, anjuran kesehatan berfokus pada membatasi asupan garam, tetapi ini sulit dicapai ketika pola makan banyak orang mencakup makanan olahan. Kalium membantu tubuh mengeluarkan lebih banyak natrium dalam urine. 

“Dalam penelitian kami, diet kalium dikaitkan dengan peningkatan kesehatan terbesar pada wanita,” kata Vogt seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Sabtu (23/7/2022).

Ketika hubungan dianalisis menurut asupan natrium, hubungan antara kalium dan tekanan darah hanya diamati pada wanita dengan asupan natrium besar. Faktanya, setiap peningkatan satu gram kalium harian dikaitkan dengan penurunan tekanan darah sistolik 2,4 mmHg. 

Namun, pada pria, para peneliti tidak menemukan bukti hubungan antara asupan kalium dan tekanan darah. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kalium menurunkan tekanan darah dengan membantu meredakan ketegangan di dinding pembuluh darah.

Profesor Vogt mengatakan, hasilnya menunjukkan bahwa potasium membantu menjaga kesehatan jantung, tetapi wanita lebih diuntungkan daripada pria. Hubungan antara kalium dan kejadian kardiovaskular adalah sama terlepas dari asupan garam.

Hal itu menunjukkan bahwa kalium memiliki cara lain untuk melindungi jantung selain meningkatkan ekskresi natrium. Penulis penelitian menyimpulkan temuan menunjukkan bahwa diet jantung sehat lebih dari sekadar membatasi asupan garam untuk meningkatkan kandungan kalium.

Perusahaan makanan dapat membantu dengan menukar garam berbasis natrium standar dengan alternatif garam kalium dalam makanan olahan. Selain itu, masyarakat harus memprioritaskan makanan segar yang belum diproses karena keduanya kaya akan potasium dan rendah garam.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa asupan kalium makanan yang lebih tinggi dikaitkan dengan kemungkinan 38 persen lebih rendah terkena hipertensi. Di samping kontrol tekanan darah, kalium juga diperlukan untuk fungsi normal beberapa sel lainnya.

Manfaatnya, mengatur detak jantung, memastikan fungsi otot dan saraf yang tepat, dan membantu mensintesis protein dan memetabolisme karbohidrat. Untuk menambah kadar kalium, para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan seperti buah-buahan dan sayuran. Sedangkan suplemen tidak boleh sembarangan dikonsumsi tanpa resep dari dokter.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement