Kamis 28 Jul 2022 05:24 WIB

Tips Tetap Aman Selama Work From Anywhere

Work from anywhere menimbulkan kerentanan online dan offline.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Terinfeksi Malware. Ilustrasi
Foto: Mashable
Terinfeksi Malware. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana meluncurkan visa digital nomad untuk fasilitas turis selama bekerja jarak jauh di Indonesia. Digital nomads atau bisa disebut juga pekerja digital mulai menyambut kebijakan ini dengan momentum yang sesuai, dimana pekerja dapat bekerja di mana saja dengan teknologi yang ada.

Tren digital ini memberikan banyak kemudahan bagi individu dan bisnis. Namun, setiap kerentanan keamanan potensial harus menjadi prioritas utama untuk ditangani.

Baca Juga

Kebebasan dari perimeter perusahaan dapat menimbulkan risiko keamanan siber yang serius, mulai dari penggunaan Wi-Fi publik, masalah phishing yang terus berulang, router yang terinfeksi, perangkat lunak usang, dan bahkan kehilangan perangkat yang digunakan untuk bekerja.

Data statistik terakhir Kaspersky menunjukkan sebanyak 11.083.474 ancaman online di internet berhasil diblokir oleh komputer selama periode April hingga Juni tahun ini.

Eksploitasi kerentanan di browser, plugin (unduh dengan drive) dan rekayasa sosial masih merupakan metode utama bagi pelaku kejahatan siber untuk menembus sistem secara berbahaya.

Sekitar 24.71 persen pengguna di Indonesia telah terekspos oleh ancaman online lokal selama periode ini. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar 17,8 persen  dibandingkan dengan 17.975.442 deteksi pada periode yang sama tahun lalu dan juga menempatkan Indonesia pada posisi ke-66 dunia dalam hal ancaman lokal.

“Penurunan dalam ancaman online dan offline terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak dijadikan alasan untuk berhenti waspada. Kita harus selalu memperhatikan, terutama ketika tren WFA marak, menjadikan kita semakin bergantung kepada internet,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (27/7/2022).

Untuk memperbaiki keamanan perusahaan, Kaspersky merekomendasikan cara seperti berikut:

●       Mengedukasi semua karyawan tentang keamanan siber melalui pelatihan kesadaran siber. Anda dan seluruh karyawan harus memahami semua aturan dan kemungkinan yang akan terjadi, mulai dari kata sandi, sampai data pribadi konsumen, dari keamanan fisik perangkat sampai klasifikasi data.

●       Menyiapkan tingkatan akses, memberi izin akses hanya untuk mereka yang sangat membutuhkan di setiap level.

●       Mendukung penggunaan kata sandi yang unik di lingkungan kerja dan menjaga dari akses banyak orang.

●       Menyimpan cadangan data penting, serta memperbarui perlengkapan IT secara berkala.

●       Untuk deteksi titik akhir, investigasi dan perbaikan insiden yang tepat waktu. 

●       Selain pentingnya mengadopsi perlindungan titik akhir, menerapkan solusi keamanan tingkat korporat yang mendeteksi ancaman tingkat lanjut di tingkat jaringan tahap awal juga menjadi penting. 

●       Memasukkan umpan (feed) ancaman global ke dalam sistem mereka yang dapat memberikan visibilitas mendalam ke dalam organisasi penargetan ancaman siber seperti Kaspersky Threat Intelligence.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement