REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, tim peneliti menemukan adanya bukti keberadaan virus monkeypox pada pria-pria yang tak menunjukkan gejala. Temuan ini mengindikasikan bahwa cacar monyet mungkin bisa menyebar secara asimtomatik atau tanpa gejala sehingga penyakit sukar dikendalikan dengan penelusuran kontak.
Temuan ini didapatkan melalui studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Bihat-Claude Bernard Hospital di Prancis. Melalui studi ini, tim peneliti awalnya ingin mempelajari risiko penyebaran cacar monyet melalui hubungan seksual, jalur penularan yang dominan pada wabah kali ini di Inggris, Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan lainnya.
Studi ini melibatkan 200 orang pria dewasa yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual. Para partisipan diminta untuk menjalani swab anal. Pemeriksaan swab anal ini merupakan bagian dari program skrining untuk orang yang sedang menjalani pengobatan HIV atau menggunakan obat Pre-Exposure Profilaksis (PrEP) untuk mencegah HIV.
Hasil swab anal tersebut menunjukkan bahwa 6,5 persen atau 13 pria diketahui positif cacar monyet. Menurut laporan dalam Annals of Internal Medicine, dari 13 pria tersebut, hanya dua orang pria yang menunjukkan gejala cacar monyet di kemudian hari.
Studi ini belum bisa menentukan apakah cacar monyet bisa ditularkan melalui hubungan seksual atau cara lain. Akan tetapi, studi ini menemukan adanya bukti bahwa virus monkeypox mungkin bisa menyebar tanpa memicu tanda atau gejala.
Berkaitan dengan temuan ini, tim peneliti menilai salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol wabah cacar monyet adalah melalui vaksinasi pada kelompok berisiko tinggi. Namun, di sisi lain, negara yang terdampak wabah cacar monyet seperti Inggris justru sedang mengalami keterbatasan vaksin cacar.
Melihat situasi ini, otoritas kesehatan mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual. Masyarakat juga diimbau untuk memeriksa gejala cacar monyet pada diri sendiri sebelum melakukan hubungan seksual.