REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Communications, menemukan bagian dari protein lonjakan Covid-19 yang dimiliki oleh semua varian. Penelitian ini juga mengungkapkan fragmen antibodi yang secara hipotesis dapat memblokir virus memasuki sel manusia.
Hal tersebut juga membuka jalan bagi proses penyembuhan di masa depan, untuk menetralisir semua varian Covid-19. Penelitian baru ini menawarkan penyelidikan paling menyeluruh, tentang perbedaan protein lonjakan antara sejumlah varian SARS-CoV-2.
Menggunakan mikroskop cryo-elektron, penelitian ini memperbesar protein lonjakan dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa, Epsilon, dan Omicron (BA.1 dan BA.2). Para peneliti menemukan bagian tertentu dari protein lonjakan yang berkembang di semua varian tersebut.
“Epitop yang kami jelaskan dalam makalah ini sebagian besar dihilangkan dari titik panas untuk mutasi, itulah sebabnya kemampuannya dipertahankan di seluruh varian,” jelas Sriram Subramaniam dari University of British Columbia, dilansir dari New Atlas, Selasa (23/8/2022).
Bintik yang dikenal sebagai epitop itu, rentan terhadap antibodi baru yang dapat menghalangi kemampuan virus untuk menginfeksi sel manusia. Penelitian ini menjelaskan struktur semua varian Covid-19 secara rinci, dan membuka kemungkinan pengobatan yang sangat baru.
Antibodi bekerja untuk memblokir infeksi dengan memasang epitop pada protein lonjakan virus, dan mengganggu cara virus mengunci sel manusia. Penelitian baru menggambarkan pengembangan fragmen antibodi, dijuluki VH Ab6, yang dapat menempel pada epitop yang ditemukan di semua varian SARS-CoV-2 saat ini. Penelitian itu juga telah mencari kunci utamanya, yakni antibodi yang terus menetralisir virus bahkan setelah mutasi ekstensif.
“Antibodi menempel pada virus dengan cara yang sangat spesifik, seperti kunci yang masuk ke gembok. Tapi saat virusnya bermutasi, kuncinya sudah tidak muat lagi,” kata Subramaniam.
Pada tahap mutasi itu, penelitian masih bersifat spekulatif. Fragmen antibodi yang ditunjukkan dalam penelitian ini lebih untuk menunjukkan seberapa efektif penargetan bagian tertentu dari protein lonjakan, dalam menetralkan semua varian yang diketahui.
Sejauh ini hanya ada sedikit gerakan mutasi pada bagian protein lonjakan, yang disorot dalam penelitian ini. Para peneliti menyarankan terapi masa depan untuk Covid-19 harus menargetkan epitop spesifik tersebut, dengan harapan mengembangkan perawatan antibodi yang dapat menetralkan semua varian virus.
Memvalidasi temuan baru ini adalah studi terbaru lainnya yang menunjukkan kandidat antibodi yang dalam penelitian pada hewan, dapat menetralkan semua varian SARS-CoV-2 saat ini. Studi itu diterbitkan di Science Immunology, berasal dari tim peneliti di Harvard Medical School dan Boston Children's Hospital.
Setelah memodifikasi tikus secara genetik sehingga mereka menghasilkan respons imun seperti manusia terhadap SARS-CoV-2, para peneliti memaparkan hewan tersebut ke bagian-bagian virus dan mencatat sembilan kelompok antibodi yang berbeda.
Satu antibodi spesifik yang dijuluki SP1-77, ditemukan sangat ampuh dalam memblokir infeksi dari semua varian SARS-CoV-2 yang diketahui. Dan tidak ada hadiah untuk menebak bagian mana dari protein lonjakan yang ditargetkan antibodi anti-varian ini.
“Kami sekarang memiliki gambaran yang sangat jelas tentang titik rentan virus ini. Kami tahu setiap interaksi yang dibuat protein lonjakan dengan antibodi di situs ini,” ucap Subramaniam.
Desain cerdas temuan tersebut, bisa mengembangkan banyak perawatan antibodi. Memiliki perawatan yang efektif secara luas dan tahan terhadap varian, akan menjadi pengubah permainan dalam perjuangan berkelanjutan melawan Covid-19.