REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian sebelumnya telah menemukan diet yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker. Namun sebuah penelitian mengungkapkan, waktu Anda mengonsumsi makanan juga dapat memengaruhi kesehatan.
Para peneliti dari Barcelona Institute for Global Health menemukan orang yang secara teratur makan setelah pukul 21.00 dan tidak menunggu setidaknya dua jam sebelum tidur, 25 persen lebih mungkin terkena kanker. Saat mendekati waktu tidur, metabolisme Anda harus mereda. Makan larut malam dapat mengganggu jam internal tubuh, yang disebut ritme sirkadian, yang mengatur siklus tidur dan bangun Anda.
Para peneliti mengamati 621 kasus kanker prostat dan 1.205 kasus kanker payudara, melihat 872 laki-laki dan 1.321 peserta perempuan yang tidak pernah bekerja shift malam. Untuk mengumpulkan data, mereka mewawancarai peserta tentang waktu makan, tidur dan kronotipe (waktu mereka biasanya tidur) dan menyelesaikan kuesioner frekuensi makanan.
Mereka menemukan bahwa orang yang tidur dua jam atau lebih setelah makan malam memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena kanker payudara dan prostat. Namun ketika ini dikombinasikan dengan makan terlambat, risiko kanker mereka meningkat sebesar 25 persen secara total.
Penulis utama studi, dokter Manolis Kogevinas, mengatakan studi mereka menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap pola makan diurnal (harian) dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah. "Temuan ini menekankan pentingnya mengevaluasi waktu dalam studi tentang diet dan kanker," ujarnya seperti dilansir laman Mirror, Sabtu (17/9/2022).
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran waktu makan dalam membentuk risiko kanker. Tetapi bukti yang ada menunjukkan pola tidur yang terganggu dapat meningkatkan risiko kanker.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan pada ritme sirkadian saja bisa menjadi faktor risiko. Gangguan sirkadian terjadi ketika ada perubahan pola tidur, ini termasuk kurang tidur, sulit tidur atau bangun selama siklus tidur. Siklus 24 jam memberi tahu tubuh kapan harus tidur, makan, dan bangun, dan sebagian besar mendapat isyarat dari cahaya.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) yang mengkategorikan faktor risiko kanker dalam skala dari penyebab kanker (karsinogenik) hingga tidak karsinogenik pada manusia, menyatakan, kerja shift malam saja kemungkinan besar bersifat karsinogenik bagi manusia. Cara lain untuk mengurangi risiko kanker adalah dengan menjaga berat badan yang sehat dan berhenti merokok.
Seperti yang dijelaskan Cancer Research UK, bahan kimia berbahaya dalam asap rokok memengaruhi seluruh tubuh, bukan hanya paru-paru. "Jika Anda merokok, hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan Anda adalah berhenti," kata badan tersebut.