Kamis 22 Sep 2022 11:17 WIB

Seorang Pakar tidak Setuju Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata, Kenapa?

Seorang profesor asal Irlandia Utara tidak setuju pandemi akan segera berakhir.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Seorang profesor asal Irlandia Utara tidak setuju pandemi akan segera berakhir.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Seorang profesor asal Irlandia Utara tidak setuju pandemi akan segera berakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, BELFAST -- Pakar kesehatan asal Irlandia Utara, Profesor Ian Young, tidak sepakat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meyakini akhir pandemi sudah di depan mata. Menurut Young, pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, termasuk di negaranya.

Young menyampaikan kondisi terkini di Irlandia Utara, di mana skala pasien positif Covid-19 berkisar antara satu dari 50 orang hingga satu dari 70 orang setiap pekannya. Ada juga beberapa pasien yang tetap mengalami kasus Covid-19 yang parah sehingga mengimbas sistem rumah sakit.

Baca Juga

Kepala penasihat ilmiah Irlndia Utara tersebut memperingatkan masih ada risiko hadirnya varian Covid-19 lainnya. Belum lagi penyakit pernapasan, flu, dan tekanan krisis biaya hidup yang akan memengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Dia memprediksi kehidupan masyarakat Irlandia Utara secara umum pada musim dingin mendatang akan sulit. Banyak warga khawatir tidak bisa mendapat makanan sehat untuk diri sendiri dan keluarga, selain adanya risiko Covid-19, risiko influenza, dan penyakit musim dingin lainnya.

"Kita harus melakukan segala sesuatu yang positif yang kita bisa untuk melindungi diri sendiri dan orang lain," ujar Young, dikutip dari laman BBC, Kamis (22/9/2022). Salah satu caranya adalah mendapat vaksin booster.

Dia mengimbau publik segera mendapatkan suntikan penguat tersebut. Pasalnya, jika seseorang terkena Covid-19 setelah divaksinasi, kekebalannya memang kuat, tetapi akan mulai melemah setelah enam bulan.

Karenanya, booster amat penting saat masyarakat menyambut musim gugur dan musim dingin dengan peningkatan kasus corona. Itu diharapkan bisa melindungi diri sendiri dan sekitar.

Booster juga akan membantu mencegah seseorang mengalami long Covid. Istilah itu merujuk pada kondisi di mana seseorang sudah tidak terinfeksi corona tetapi masih merasakan sejumlah gejalanya dalam waktu yang lama.

Menurut British Medical Association, ada sekitar 1.600 orang di Irlandia Utara dengan long Covid. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 600 pasien telah membuat janji temu pertama dengan profesional medis.

Young mengatakan sistem perawatan kesehatan dan perawatan sosial tidak mengabaikan pasien dengan kondisi tersebut. Lembaga kesehatan Irlandia Utara berusaha menawarkan dukungan sebanyak mungkin untuk pengidap long Covid.

"Sayangnya, tidak ada obat yang mudah untuk menyembuhkan long Covid. Ada banyak penelitian yang sedang berlangsung tentang dukungan apa yang paling efektif dan apakah ada perawatan efektif yang tersedia, tetapi kita semua dapat melindungi diri kita sendiri dengan mendapatkan vaksinasi," tuturnya.

Sementara, pernyataan WHO yang optimistis pandemi akan segera berakhir disampaikan oleh salah satu petingginya. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang mengatakan hal itu juga memperingatkan bahwa pernyataan WHO harus dibaca secara lengkap. WHO berpendapat akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata, namun saat ini belum benar-benar berakhir.

Selain potensi pandemi bakal segera berakhir, Ghebreyesus menjelaskan bahwa masih ada "jalan" yang harus ditempuh bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya, melindungi lansia dan kelompok rentan lainnya.

Pasalnya, kelompok itu masih amat berisiko. Kasus kematian akibat Covid-19 pun masih dijumpai. WHO terus mendesak pemerintah di berbagai negara untuk menjaga kewaspadaan dan menyamakan pandemi dengan perlombaan maraton yang harus dimenangkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement