Rabu 28 Sep 2022 19:57 WIB

BPOM Pastikan Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Halal

Seluruh vaksin Covid-19 buatan dalam negeri sudah tersertifikasi halal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Seluruh vaksin Covid-19 buatan dalam negeri sudah tersertifikasi halal.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Seluruh vaksin Covid-19 buatan dalam negeri sudah tersertifikasi halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K Lukito memastikan kehalalan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri. Sertifikasi kehalalan vaksin diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) setelah melalui serangkaian audit aspek kehalalan.

"Semua vaksin halal. Sudah tersertifikasi halal, jadi semua vaksin COVID-19 dalam negeri adalah vaksin halal," kata Penny di Kompleks Gedung DPR RI, Rabu (28/9/2022).

Baca Juga

Tiga produsen vaksin COVID-19 dalam negeri yang dimaksud adalah Vaksin IndoVac yang diproduksi PT Bio Farma bersama Baylor College of Medicine (BCM), kemudian Vaksin InaVac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia bekerja sama dengan peneliti Universitas Airlangga. Terakhir adalah Vaksin berplatform mRNA produksi PT Etana yang saat ini belum diberi merek dagang.

IndoVac merupakan vaksin berplatform teknologi protein rekombinan yang dapat diadaptasi ke varian (strain) baru COVID-19. Sementara InaVac mengusung platform inactivated virus.

Penny menyampaikan, PT Etana merupakan produsen vaksin COVID-19 dalam negeri yang saat ini telah mengantongi sertifikat halal pada pengembangan produk bioteknologi berplatform mRNA. Vaksin itu merupakan jenis terbaru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya.

"Vaksin produksi Etana ini vaksin mRNA yang bisa disimpan 2 hingga 8 derajat celcius. Jadi, saya kira ini teknologi yang bagus juga, kita sudah ada di Indonesia," terangnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri itu juga telah didaftarkan ke organisasi kesehatan dunia (WHO). Dengan begitu, vaksin IndoVac buatan BUMN itu bisa dipasarkan secara global.

"Kami juga telah mendaftarkan emergency use listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin ini nantinya bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme support Covax Facility (multilateral). Melalui vaksin Covid-19, Bio Farma berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia,” kata Honesti.

Honesti menjelaskan, setelah memperoleh izin, Bio Farma menyiapkan tahap berikutnya yaitu memproduksi vaksin IndoVac. Nantinya vaksin itu bisa digunakan untuk vaksinasi individu berusia 18 tahun ke atas secara massal.

Untuk tahap awal, Bio Farma memproduksi maksimal 20 juta dosis. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun 2023. Kemudian, dengan penambahan fasilitas dan kapasitas, produksi bisa dinaikkan menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024 tergantung pada kebutuhan dan permintaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement