REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan apresiasi terhadap dukungan Inggris yang hadir dalam pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Parliamentary Speaker's Summit (P20). Baginya, dukungan Inggris akan memperkuat kerja sama antar kedua negara, khususnya dalam agenda implementasi ekonomi hijau.
“Terima kasih atas kehadiran Yang Mulia pada pertemuan G20 Parliamentary Speaker’s Summit di Gedung DPR RI. Saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris berfokus pada sektor ekonomi hijau, seperti investasi dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk transisi ekonomi,” ungkap Puan dalam pertemuan bilateral Parlemen Indonesia-Inggris di Ruang Pimpinan DPR, Gedung Nusantara III, Senayan, dikutip dari siaran persnya.
Selain itu, ia berharap Indonesia-Inggris berupaya memanfaatkan forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO) untuk memperkuat kerja sama, baik dalam sektor ekonomi dan perdagangan yang berkelanjutan sekaligus saling menguntungkan. Melalui Peta Jalan Kemitraan Indonesia-Inggris tahun 2022-2024, ungkapnya, bisa menjadi pandu bagi kedua negara untuk mewujudkan harapan.
“Saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris berfokus pada sektor ekonomi hijau, seperti investasi dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk transisi ekonomi,” urainya.
Puan pun juga menyambut baik jalinan kerja sama pengembangan program transportasi rendah karbon yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan Inggris di Jakarta pada Selasa (5/7/2022) lalu. Tidak berhenti pada transportasi rendah karbon, apresiasi ia sampaikan untuk kerja sama dalam sektor pertahanan.
“Di tingkat global, saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris juga dapat ditingkatkan. Saya mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan Inggris untuk memperkuat multilateralisme (menolak unilateralisme) dan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi masalah-masalah global,” sebut Puan.
Selain itu, dirinya turut meminta dukungan Parlemen Inggris untuk turut mendukung integritas teritorial Indonesia. “Hal tersebut sehubungan dengan adanya aksi-aksi individu atau kelompok di Inggris yang mengadvokasi aksi yang menentang integritas teritorial Indonesia, khususnya di Papua,” pungkas Puan.
Terakhir, ia berharap Parlemen Inggris mendukung agar membuka kesempatan yang lebih besar bagi mahasiswa Indonesia untuk kuliah di Inggris. Menanggapi permintaan tersebut, Sir Lindsay Harvey Hoyle memberi tanggapan yang positif.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Gilang Dhielafararez mendampingi Puan dan Sir Lindsay Harvey Hoyle selama pertemuan antar kedua negara berlangsung. Ia menambahkan sejumlah masukan terkait pengurusan visa bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke Inggris.
“Dulu kan urus visa ke Inggris sekitar 10 hari, sekarang cukup lama bisa 6-7 minggu. Ibu Ketua DPR berharap agar pengurusan visa bisa lebih dipercepat, apalagi sekarang banyak mahasiswa kita yang mengambil kuliah di UK,” ujar Gilang.