REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Memulihkan trauma pada anak merupakan salah satu tanggung jawab seorang psikolog. Tugas untuk trauma healing pun meningkat saat suatu wilayah tengah menghadapi konflik peperangan.
Dikutip dari The Japan Times pada Jumat (28/10/2022), hal itu pun terjadi dalam perang antara Rusia dan Ukraina. Konflik membuat sejumlah anak di Ukraina dipaksa menghadapi kenyataan yang tak mengenakkan dan membuatnya merasa trauma.
Kondisi ini mendorong Japan's National Institute of Advanced Industrial Science and Technology mengembangkan sebuah robot yang membantu psikolog melakukan pengobatan post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pascatrauma.Perwakilan dari Japan's National Institute of Advanced Industrial Science and Technology, Takanori Shibata, mengatakan pengembangan itu diwujudkan lewat sebuah robot anjing laut yang disebut dengan Paro.
"Saat ini telah terdapat enam unit Paro yang dikirim ke Polandia untuk membantu mengatasi trauma yang dialami anak-anak Ukraina yang telah dievakuasi," kata Takanori Shibata.
Paro merupakan robot menggemaskan yang berfungsi sebagai perangkat pengganti animal therapy. Perangkat ini dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Lewat teknologi itu, Paro bisa bereaksi saat mendengar suara dan disentuh atau digerak-gerakkan. Sejumlah reaksi yang bisa ia lakukan adalah mengedipkan mata, mengeluarkan suara, serta menggerakan leher dan kaki.
Kehadiran Paro pun terbukti telah memberikan dampak positif bagi anak korban perang yang singgah di Warsawa, Polandia. Salah satu anak yang sangat terhibur oleh Paro adalah seorang korban perang berusia lima tahun yang didiagnosis mengalami autisme.
Awalnya, anak perempuan itu gugup saat pertama kali diperkenalkan dengan Paro. Namun tak lama kemudian setelah melihat gestur Paro yang lucu, ia mulai akrab dan membelai serta memeluk robot itu.