Kamis 03 Nov 2022 12:03 WIB

JFW 2023 Pamerkan Kreasi Sustainable Fashion dari Lima Jenama Lokal

I Love Viscose menjadi tema peragaan busana sustainable fashion bersama APR.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Para model menampilkan kreasi perancang busana Indonesia Geulis selama Jakarta Fashion Week 2023 di Jakarta, Indonesia, 30 Oktober 2022. Acara ini berlangsung dari 24 hingga 30 Oktober 2022.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Para model menampilkan kreasi perancang busana Indonesia Geulis selama Jakarta Fashion Week 2023 di Jakarta, Indonesia, 30 Oktober 2022. Acara ini berlangsung dari 24 hingga 30 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Pacific Rayon (APR) berkolaborasi dengan lima jenama lokal menampilkan koleksi yang mendukung sustainable fashion pada gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2023. BT Batik Trusmi, Everyday, Frederika, Geulis, dan Olin Workrobe mengeksplorasi tema "I Love Viscose".

Seluruh koleksi yang ditampilkan menggunakan material dari serat viscose, yakni rayon berkelanjutan, yang diproduksi APR. Bahan tersebut diaplikasikan dalam berbagai gaya, mulai dari batik kontemporer, konsep minimalis modern, hingga praktikal.

Baca Juga

"Kami berkomitmen untuk menyuarakan 'Everything Indonesia', dalam hal ini mendukung lebih banyak karya fashion yang berasal dari Indonesia dan untuk Indonesia," ujar Head of Marketing Communication APR, Zoey Rasjid, sebelum sesi peragaan busana dimulai di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, pada Ahad (30/10/2022).

Serat rayon memiliki tekstur lembut dan sejuk sehingga tepat untuk diaplikasikan untuk busana di iklim tropis seperti Indonesia. Serat rayon juga bersifat versatile atau mudah untuk dikombinasikan dengan material lainnya, seperti katun, denim, maupun spandeks.

Selain itu, menggunakan serat rayon artinya juga mendukung tren sustainable fashion karena material ini bersifat terbarukan dan biodegradable (mudah terurai). Oline Workrobe, contohnya, mengaplikasikan serat rayon APR dalam koleksi bergaya modern Niskala dengan unsur warna hitam, putih, abu, dan krem yang dominan.

Terinspirasi dari periode post-pandemic, Niskala menunjukkan cara berpakaian yang lebih simple dan dinamis. Oline juga mengikutsertakan degradable fabric atau sisa kain produksi dalam koleksinya yang tetap terlihat stylish dan uptrend dengan permainan tekstur yang seru dan konstruktif.

Sementara itu, Frederika juga hadir membawakan koleksi terbarunya "Sweet Plantation" yang terinspirasi dari kompleks hutan tanaman industri (HTI) akasia di Riau yang dikelola oleh pemasok APR, yakni April Group. Dalam koleksi tersebut, Frederika menceritakan keharmonisan antara kebutuhan manusia dengan alam, yang dituangkan dalam batik cap berbentuk pola persegi yang menyimbolkan berkembangnya industri fashion Tanah Air ke arah yang lebih maju.

 

Selanjutnya, ada BT Batik Trusmi yang mengaplikasikan serat rayon dengan motif Ong Tien. Karyanya terinspirasi dari Endless Knot atau simpul tak berujung yang memiliki makna keberuntungan, kebijaksanaan, dan keabadian.

Selain itu, BT Batik Trusmi juga menggunakan motif Sunan Gunung Jati yang terinspirasi dari ornamen yang ada di komplek pemakaman Sunan Gunung Jati. Ada pula motif pengantin Cirebon dengan motif bunga yang merepresentasikan ornamen pada keramik China dan motif Mega Mendung sebagai bagian dari ciri khas kota Cirebon, Jawa Barat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement