Senin 30 Oct 2023 21:02 WIB

Jakarta Film Week 2023 Ditutup, Total 5.000-an Orang Datang ke Pemutaran Film

Sekitar 170 ribu orang menonton film secara daring di ajang Jakarta Film Week 2023.

Red: Qommarria Rostanti
Jakarta Film Week (JFW) 2023 menggelar closing ceremony. JFW digelar pada 25 hingga 29 Oktober. Ke depannya, JFW diharapkan bisa lebih berkembang.
Foto: Dok. JFW
Jakarta Film Week (JFW) 2023 menggelar closing ceremony. JFW digelar pada 25 hingga 29 Oktober. Ke depannya, JFW diharapkan bisa lebih berkembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Jakarta Film Week 2023 berakhir pada akhir pekan lalu sejak dibuka pada 25 Oktober. Festival Director Jakarta Film Week 2023, Rina Damayanti, berharap ajang ini bisa lebih berkembang pada tahun-tahun berikutnya.

Jumlah penonton yang terus bertambah dari tahun ke tahun membuatnya yakin bahwa Jakarta Film Week dapat terus bertumbuh dan menjadi sebuah festival yang merefleksikan pesan-pesan kemanusiaan yang baik. Dalam lima hari perhelatan, ada 5.002 orang menghadiri sesi pemutaran film dan sesi diskusi maupun workshop serta ada 170 ribu orang yang menonton film secara online melalui platform Vidio.

Baca Juga

“Kami merasa sangat senang dan berterima kasih, karena film-film yang sudah ditampilkan mampu menyampaikan pesan-pesan kemanusian yang baik, serta mampu menjadi refleksi kita bersosialisasi di kehidupan bermasyarakat,” ujar Rina dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (30/10/2023).

Tak hanya menyoroti berkembangnya Jakarta Film Week 2023, closing ceremony juga menjadi momen membanggakan untuk film-film yang berhasil membawa pulang penghargaan. Penghargaan untuk film-film Indonesia antara lain Direction Award atau (penghargaan film panjang Indonesia terbaik) yang dimenangkan Women from Rote Island yang merupakan debut film panjang dari sutradara Jeremias Nyangoen. 

Penghargaan Series of the Year dimenangkan oleh “Teluh Darah” yang disutradarai Kimo Stamboel. Serial ini dipilih sebagai pemenang berkat narasi hook yang kuat, serta cerita yang menarik karena mengangkat nilai-nilai budaya asli Indonesia. 

Ada juga Jakarta Film Fund Award yang dimenangkan oleh Rabu yang Bahagia karya sutradara Candra Aditya. “Film ini hangat dan menggambarkan bagaimana Kota Jakarta dengan segala kemungkinan-kemungkinan terbaik dalam meraih mimpi. Bagaimana hal tersebut justru hadir dalam hubungan ayah dan anak, benturannya, dan bagaimana akhirnya mereka saling mengerti,” ujar Lorna Tee, Yandy Laurens, dan Restuning Dyah Widyanti yang menjadi juri untuk kategori ini.

Sementara itu, daftar pemenang penghargaan untuk film-film internasional di antaranya Global Feature pada Jakarta Film Week 2023 dimenangkan film Tótem yang disutradarai oleh Lila Avilés. Global Short Award (penghargaan film pendek internasional terbaik) dimenangkan Things Unheard Of yang disutradarai oleh Ramazan Kılıç. Film tersebut dinilai telah menggambarkan percikan pembebasan yang tampak polos namun memberdayakan melalui perjalanannya di tengah konflik keluarga dan kemanusiaan. 

Terakhir, Global Animation Award dimenangkan oleh Mortelli, A Hopeless Case yang disutradarai oleh Ben Fernández. Untuk melengkapi kemeriahan di malam terakhir Jakarta Film Week 2023, diumumkan juga para pemenang program Producers Lab tahun ini. 

Best Project tahun ini dimenangkan oleh Dewangkoro Rinugroho dengan judul film Partus. Di mana ia akan mendapatkan Development Grant alias dukungan dari Kemendikbudristek. Sementara itu, tiga peserta lainnya, yaitu Ellen Xie dengan judul film Chill Out, Girl!, Evi Cecilia dengan judul Curiosity dan Kevin Rahardjo dengan judul Parasomnia terpilih sebagai pemenang Producers Lab yang akan mengikuti Platform Busan 2024.

Seluruh rangkaian closing ceremony ini ditutup dengan pemutaran closing film berjudul Tiger Stripes. Sebuah film panjang bergengsi yang sebelumnya telah tayang di ajang Cannes Critics’ Week, sebuah bagian dari ajang Cannes Film Festival 2023. 

Film ini menceritakan tentang Zaffan, seorang gadis berusia 12 tahun yang mengalami pubertas dan menemukan bahwa tubuhnya berubah menjadi sesuatu yang menakutkan. Dengan hadirnya kemeriahan Jakarta Film Week 2023 diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيَاتُنَا بَيِّنٰتٍۙ قَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا ائْتِ بِقُرْاٰنٍ غَيْرِ هٰذَآ اَوْ بَدِّلْهُ ۗ قُلْ مَا يَكُوْنُ لِيْٓ اَنْ اُبَدِّلَهٗ مِنْ تِلْقَاۤئِ نَفْسِيْ ۚاِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ ۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami dengan jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur'an ini atau gantilah.” Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (Kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.”

(QS. Yunus ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement