Sabtu 19 Nov 2022 01:30 WIB

FDA Beri Izin Edar Daging 'Rekayasa' Laboratorium

Daging rekayasa laboratorium bisa tumbuh tanpa membuuh atau menyakiti hewan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Daging rekayasa laboratorium bisa tumbuh tanpa membuuh atau menyakiti hewan.
Foto: Pixabay
Daging rekayasa laboratorium bisa tumbuh tanpa membuuh atau menyakiti hewan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food and Drug Administration (FDA) memberikan izin edar untuk daging yang direkayasa di laboratorium atau lab-grown meat. Kehadiran lab-grown meat ini dinilai dapat menjadi sebuah terobosan baru karena bisa menghasilkan daging hewan tanpa membunuh atau menyakiti hewan.

"Ini merupakan momen titik balik dalam sejarah makanan," jelas Pendiri Upside Foods, Uma Valeti MD, seperti dilansir WebMD, Sabtu (19/11/2022).

Baca Juga

Lab-grown meat merupakan daging hewan yang ditumbuhkan langsung dari sel-sel hewan. Sel-sel hewan yang digunakan ini diambil dari jaringan hewan. Sebelum dikembangkan menjadi lab-grown meat, sel-sel ini diskrining terlebih dahulu baru ditumbuhkan.

Sel-sel terpilih lalu disimpan dalam kontainer steril dan ditempatkan pada lingkungan yang terkontrol. Dengan begitu, sel-sel tersebut bisa berkembang menjadi miliaran hingga triliunan sel.

Setelah mencapai tahap ini, senyawa tambahan akan diberikan. Beberapa di antaranya adalah protein faktor pertumbuhan, permukaan baru untuk cell attachment, atau nutrisi ekstra. Penambahan ini akan membuat sel-sel berkembang menjadi beragam jenis sel dan menghasilkan karakteristik seperti sel otot, lemak, jaringan ikat.

Tahap berikutnya adalah "memanen" lab-grown meat. Setelah dipanen, daging buatan laboratorium ini akan dipersiapkan dan diolah dengan teknik pemrosesan dan pengemasan makanan yang sama seperti makanan pada umumnya.

"Produk ini tidak vegan atau vegetarian," ujar Upside Foods selaku produsen lab-grown meat.

FDA mengungkapkan bahwa lab-grown meat ini bisa berasal dari sel hewan apa saja yang biasa dikonsumsi. Beberapa di antaranya adalah sel ternak, unggas, dan hewan laut.

Selain tak menyakiti hewan, proses produksi lab-grown meat cenderung lebih ramah lingkungan. Alasannya, pembuatan lab-grown meat membutuhkan lebih sedikit air dan lahan.

"(Proses produksinya juga) berpotensi membantu menurunkan risiko kontaminasi bakteri berbahaya," lanjut Upside Foods.

Beragam kelebihan ini membuat lab-grown meat dapat menjadi alternatif dari peternakan tradisional. Hal ini dinilai positif karena selama ini keberadaan peternakan tradisional kerap menjadi topik diskusi besar dalam konferensi perubahan iklim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement