REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kuliah dengan beasiswa bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa. Seperti yang dirasakan oleh Dheo Sanjaya, pria kelahiran Kota Ngabang, Kalimantan Barat.
Dheo merupakan lulusan SMK Maniamas Ngabang dan anak dari seorang petani sawit. Berawal dari keluarga sederhana, Dheo terpaksa banting tulang demi membantu keluarga dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Selama satu tahun terakhir, saya bekerja dengan paruh waktu sebagai supir di toko elektronik dan furnitur dengan gaji hanya Rp 600 ribu per bulan. Jarak yang ditempuh dari rumah ke tempat kerja pun cukup jauh. Saya juga pernah bekerja sebagai teknisi wifi di salah satu perusahaan yang ada di sekitar rumah saya dengan gaji Rp 800 ribu per bulan,” ungkapnya.
Dheo juga mengatakan ingin memperbaiki derajat keluarganya agar mereka lebih dihormati oleh lingkungan sekitar. Niatnya pun terdengar oleh kerabatnya. Dari kerabat Dheo yang saat ini berkuliah di Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Damai, ia pun menjadi tahu informasi beasiswa KIP.
“Alhamdulillah dengan mendapat beasiswa KIP Kuliah saya bisa membantu kedua orang tua saya dan bisa mengangkat derajat kedua orang tua. Saya ucapkan terima kasih kepada UNM yang telah memberikan saya beasiswa KIP,” ucap Dheo.
Kepala Kampus UNM kampus Damai Setiaji membenarkan kisah tersebut. “Betul Dheo merupakan putra Indonesia dari Kalimantan yang kini menjadi mahasiswa aktif semester 1 prodi Sistem Informasi di UNM kampus Damai,” katanya.
Ia menambahkan para talenta beasiswa KIP kelak di semester berikutnya akan diikutsertakan ke program-program kampus dan pemerintah termasuk MBKM Bela Negara.