Selasa 27 Dec 2022 06:05 WIB

Kesalahan Mengatur Keuangan yang Perlu Dihempas Jelang Tahun Baru

Ada beberapa kebiasaan yang tanpa disadari justru dapat mengganggu kondisi keuangan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mengatur keuangan (ilustrasi)
Foto: VOA
Mengatur keuangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki kondisi keuangan yang sehat mungkin menjadi resolusi tahun baru bagi banyak orang. Ironisnya, ada beberapa kebiasaan yang tanpa disadari justru dapat mengganggu kondisi keuangan.

 

Baca Juga

Head of Financial Planning OneShildt Financial Independence Agustina Fitria CFP mengatakan ada beberapa kesalahan umum dalam mengelola keuangan yang sebaiknya dijauhi. Salah satu di antaranya adalah kurang mampu mengendalikan keinginan sehingga sering mengalami defisit.

 

"Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan," lanjut Fitria kepada Republika.co.id.

 

Bila keinginan tak dikendalikan, uang tabungan bisa terus tergerus untuk memenuhi keinginan tersebut. Tak jarang, seseorang sampai harus terbelit utang hanya untuk memenuhi keinginan tersebut.

 

Kesalahan lain yang juga perlu dihindari adalah tak memiliki kesiapan untuk menghadapi kondisi darurat atau pengeluaran besar yang tak terprediksi. Fitria menganjurkan agar setiap orang memiliki dana darurat, minimal sebesar tiga bulan pengeluaran. Bagi orang-orang yang sumber penghasilannya rentan terdampak resesi, makan dana darurat sebaiknya dipersiapkan dengan jumlah yang lebih besar, misalnya sekitar enam bulan pengeluaran.

 

Selain itu, Fitria juga mengatakan orang-orang kerap melakukan kesalahan dengan menabung terlalu sedikit. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang kurang mampu mengantisipasi kebutuhan di masa depan yang terus meningkat akibat inflasi.

 

"(Kesalahan lainnya) berinvestasi ikut-ikutan, ingin hasil yang cepat tanpa mau mempelajari produk dan risiko," jelas Fitria.

 

Kebiasaan lain yang juga sebaiknya ditinggalkan sebelum memasuki tahun baru adalah tidak melakukan review keuangan secara berkala. Review keuangan sebaiknya dilakukan untuk menilai kesehatan finansial, kinerja investasi, serta kecukupan proteksi.

 

Hal lain yang menurut Fitria juga perlu dihindari adalah tak mempersiapkan dana hari tua dengan baik. Sebagian orang tak mempersiapkan dana hari tua karena merasa bahwa kehidupan setelah pensiun bisa tercukupi dengan JHT.

 

"Atau mengandalkan anak untuk membiayai hidup di masa tua," ujar Fitria.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement