Sabtu 14 Jan 2023 22:39 WIB

Teleskop James Webb Temukan Planet Ekstrasurya Pertama Berukuran Mirip Bumi

Ini adalah penemuan besar pertama Teleskop James Webb pada 2023.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Teleskop James Webb menemukan planet ekstrasurya pertama yang berukuran mirip bumi. (ILUSTRASI)
Foto: james webb
Teleskop James Webb menemukan planet ekstrasurya pertama yang berukuran mirip bumi. (ILUSTRASI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- James Webb Space Telescope (JWST) dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) membuat penemuan besar pertamanya pada 2023. JWST berhasil mengidentifikasi keberadaan sebuah planet yang mengorbit bintang lain yang jaraknya kira-kira 41 tahun cahaya.

Planet ekstrasurya (di luar tata surya) yang diklasifikasikan sebagai LHS 475 b ini berukuran hampir sama dengan bumi dan merupakan planet terestrial berbatu. Ini adalah planet ekstrasurya pertama yang diidentifikasi secara positif oleh tim di belakang JWST, menjadikannya tonggak sejarah untuk proyek tersebut.

Baca Juga

Planet ekstrasurya adalah planet yang mengorbit bintang lain. Data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA menunjukkan, mungkin ada planet yang ada di sistem tersebut. Menggunakan Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec) JWST, para ilmuwan mengamati bintang tersebut dan menyadari bahwa sebuah planet sedang mengorbitnya.

“Tidak diragukan lagi bahwa planet itu ada. Data asli Webb memvalidasinya,” ujar peneliti Jacob Lustig-Yaeger, salah satu pemimpin tim peneliti seperti dilansir CNBC, Sabtu (14/1/2023).

Bintang yang mengorbit LHS 475 b adalah katai merah, sejenis bintang yang berada di akhir siklus hidupnya. Jauh lebih redup dan lebih dingin dibandingkan tahap lain dalam hidupnya, katai merah adalah bintang yang paling banyak ditemukan di galaksi.

Jadi, meskipun planet yang mengorbit bintang jauh lebih dekat daripada orbit Merkurius mengelilingi matahari, LHS 475 b tetap berada di zona layak huni. Orbit dekat berarti satu tahun hanya dalam dua hari bumi.

Dengan menggunakan NIRSpec, para ilmuwan juga dapat menentukan beberapa aspek atmosfer planet. Pertama, dapat disimpulkan bahwa ia tidak memiliki atmosfer berbasis metana yang berat. Tim belum bisa memastikan apakah planet tersebut memiliki atmosfer berbasis karbon dioksida seperti Venus atau atmosfer tandus seperti Mars.

"Teleskop sangat sensitif sehingga dapat dengan mudah mendeteksi berbagai molekul, tetapi kami belum dapat membuat kesimpulan pasti tentang atmosfer planet ini,” jelas Erin May, salah satu peneliti di tim tersebut.

Data tambahan yang berhasil ditangkap teleskop mengungkapkan bahwa LHS 475 b setidaknya beberapa ratus derajat lebih hangat dari bumi. Penemuan planet berbatu menyoroti sensitivitas JWST yang mengesankan sementara juga memungkinkan para ilmuwan kesempatan untuk melihat seperti apa perilaku planet berbatu seukuran bumi di luar tata surya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement