Kamis 19 Jan 2023 23:08 WIB

Studi Baru Ungkap Pensiun Dini Menurunkan Kemampuan Kognitif Lebih Cepat

Mengapa pensiun dini dapat memperburuk penurunan kognitif?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Pensiun dini dapat menurunkan kemampuan kognitif lebih cepat. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Pensiun dini dapat menurunkan kemampuan kognitif lebih cepat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru mengungkapkan, pensiun dini dapat memperburuk kesehatan masyarakat. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Economic Behavior & Organization menunjukkan, pensiun dini dapat mempercepat penurunan kognitif pada masa dewasa akhir.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada program pensiun formal yang diperkenalkan China di pedesaan negara itu pada 2009. Hal ini bertujuan untuk memerangi kemiskinan di usia tua. Ini disebut New Rural Pension Scheme (NRPS).

Baca Juga

Peneliti mengamati para peserta program tersebut. Studi dan desain penelitian diarahkan untuk mendeteksi efek kausal sebenarnya dari pensiun pada gangguan kognitif.

Mereka menemukan peningkatan isolasi sosial sangat terkait dengan penurunan kognitif yang lebih cepat di kalangan orang tua. Para peneliti juga menemukan bahwa indikator penurunan kognitif yang paling signifikan adalah daya ingat yang tertunda, yang telah ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya sebagai prediktor penting demensia.

“Salah satu masalah terberat dalam penelitian ilmu ekonomi dan sosial adalah menentukan apakah hubungan antara dua variabel bersifat kausal atau kebetulan,” ujar penulis utama Plamen Nikolov, asisten profesor ekonomi di Binghamton University, State University of New York seperti dilansir laman Fox News, Kamis (19/1/2023).

Mengapa pensiun dini dapat memperburuk penurunan kognitif? Dengan menggunakan alat statistik ini, Nikolov mencatat bahwa para peneliti dapat mempelajari bagaimana keputusan untuk pensiun dapat memengaruhi kognisi dengan membandingkan dua kelompok.

Mereka membandingkan satu kelompok orang dengan usia dan karakteristik sosial ekonomi yang sama yang mengikuti program pensiun dan kelompok orang lain dengan karakteristik serupa di daerah di mana tidak ada program pensiun. "Ketika pergi bekerja, Anda menggunakan otak Anda secara aktif dan dalam beberapa hal, bekerja membantu kemampuan mental Anda," kata dia.

Orang-orang di daerah yang memiliki program pensiun memiliki skor yang jauh lebih rendah dibandingkan orang-orang yang tinggal di daerah yang tidak menawarkan program tersebut. Hasil ini mengejutkan karena studi tersebut mirip dengan temuan dari fenomena yang sama di negara atau wilayah berpenghasilan tinggi seperti Amerika, Inggris, dan Uni Eropa.

Selain itu, pengaruh negatif pensiun dini juga muncul aktivitas kebugaran mental serta keterlibatan sosial. Mereka juga menemukan tingkat sukarela dan interaksi sosial peserta program yang lebih rendah dibandingkan dengan yang bukan peserta.

"Peserta dalam program tersebut melaporkan tingkat keterlibatan sosial yang jauh lebih rendah, dengan tingkat sukarela dan interaksi sosial yang jauh lebih rendah daripada non-penerima," ujar Nikolov.

Studi ini juga menyoroti manfaat berinteraksi dengan orang lain seiring bertambahnya usia. “Ketika kita berinteraksi dengan orang, setidaknya ada dua komponen yang bermanfaat bagi Anda,” ujarya.

Menurutnya, keterhubungan sosial dapat menghasilkan umpan balik positif dari kesejahteraan sosial, emosional, dan fisik. Manfaat kedua dari jejaring sosial yang lebih besar adalah lebih banyak interaksi dengan teman dan keluarga secara alami meningkatkan stimulasi mental dan intelektual.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement