REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang berusaha makan lebih banyak sayuran, namun ada yang enggan karena khawatir rasanya kurang lezat. Pakar diet Dan Buettner mengatakan bahwa dengan persiapan yang tepat dan bumbu sederhana, makanan nabati bisa selezat dan gurih seperti daging.
Buettner merupakan peneliti yang memelopori konsep Zona Biru, wilayah di dunia tempat orang hidup paling lama dan paling sehat, bahkan hingga 100 tahun atau lebih. Zona itu termasuk Yunani, Italia, Kosta Rika, serta beberapa wilayah di Amerika.
Buettner mempelajari resep hidangan beraroma dari wilayah itu yang memakai bahan-bahan seperti miso, minyak, dan rempah-rempah untuk memberi rasa umami. Hasilnya, makanan nabati bisa dibuat sama lezatnya dengan burger keju atau steak yang juicy, menggunakan teknik di Zona Biru.
Menurut Buettner, tidak ada salahnya mempelajari cara memasak seperti beberapa orang yang hidup paling lama di planet Bumi. Banyak penduduk di Zona Biru terampil membuat makanan lezat dan bergizi dari makanan nabati sederhana seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
"Rahasia besar yang tak terungkap adalah ada harta karun kuliner makanan yang diabaikan karena sebagian besar makanan di toko kelontong kita adalah sampah," kata Buettner, dikutip dari laman Insider, Selasa (24/1/2023).
Penulis buku The Blue Zones American Kitchen: 100 Recipes to Live to 100 yang baru terbit itu memanfaatkan percobaan dan kesalahan kuliner selama ribuan tahun. Lalu, dikondisikan berdasarkan pengetahuan orang-orang yang tahu cara menggunakan jamu, rempah-rempah, dan minyak.
Sayuran sering dianggap hambar karena terkadang tidak memiliki profil rasa gurih yang dikenal sebagai "umami" yang dimiliki daging secara alami. Memasak daging dan kentang adalah jalan pintas yang disebut Buettner "malas". Tidak terlalu sulit untuk mengambil sepotong daging, menggorengnya dalam wajan, dan membuatnya enak.
Padahal, makanan bebas daging seperti miso, jamur, atau rumput laut dapat menawarkan "tsunami umami", terutama bila dikombinasikan dengan herba, rempah-rempah, minyak wijen, atau minyak zaitun. Salah satu makanan paling enak dan berkesan yang dia santap saat mengerjakan buku terbarunya adalah hidangan okra, dibuat oleh koki dan sejarawan BJ Dennis yang berspesialisasi dalam masakan nenek moyangnya, Gullah Geechee.
Resep hidangan butter beans With benne seeds and okra itu ditampilkan dalam buku baru Buettner. Menunya disiapkan dengan biji wijen yang difermentasi dan cabai untuk menambah rasa yang dalam.
Hanya butuh waktu 20 menit untuk membuatnya dan layak disajikan di restoran Michelin. Padahal, harganya hanya kurang dari satu dolar (sekitar Rp 14.957) per porsi.
"Kaya rasa umami, memiliki keseimbangan asam dan pedas yang sempurna, menggigitnya akan membuat menangis bahagia," katanya.
Buettner membuktikan makanan sehat tidak harus mahal, eksotis, atau sulit dibuat. Kesalahpahaman yang selama ini ada yakni makanan nabati yang sehat cenderung tidak murah, sulit ditemukan, atau memakan waktu lama untuk disiapkan.