Rabu 01 Nov 2023 00:42 WIB

Cuaca Panas Ekstrem Diprediksi Tingkatkan Kematian Akibat Penyakit Jantung

Kematian penyakit jantung akibat panas ekstrem akan meningkat hingga tiga kali lipat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Cuaca panas ekstrem berpotensi menyebabkan kematian akibat penyakit jantung.
Foto: www.freepik.com
Cuaca panas ekstrem berpotensi menyebabkan kematian akibat penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan iklim memperingatkan bahwa cuaca panas yang ekstrem berpotensi meningkatkan kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga tiga kali lipat dalam 50 tahun ke depan. Para ilmuwan memprediksi, jika upaya untuk mengurangi emisi sangat minimal, kematian akibat masalah kardiovaskular, seperti strok dan serangan jantung, yang dipengaruhi oleh suhu panas dapat mengalami peningkatan hingga 233 persen dalam 13 hingga 47 tahun mendatang.

Sebuah tim peneliti dari University of Pennsylvania yang bekerja sama dengan American Heart Association juga menyoroti peningkatan prevalensi kematian di kalangan lansia dan orang kulit hitam. Mereka menekankan bahwa lebih dari dua kali lipat tingkat kematian kardiovaskular di Amerika Serikat dapat disebabkan oleh peningkatan suhu.

Baca Juga

Studi ini menggarisbawahi pentingnya mengadopsi kebijakan yang lebih agresif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang secara signifikan dapat mengurangi jumlah kematian akibat panas yang ekstrem. Saat ini, Amerika Serikat menyaksikan satu kematian setiap 33 detik karena penyakit kardiovaskular, yang mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Antara tahun 2008 dan 2019, kondisi panas ekstrem di AS menunjukkan adanya hubungan dengan tambahan 1.651 kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap musim panas. Studi ini menekankan bahwa lintasan emisi gas rumah kaca dalam beberapa dekade mendatang akan memainkan peran penting dalam memengaruhi kondisi panas ekstrem dan kesehatan masyarakat.

Sameed Khatana, penulis utama studi sekaligus asisten profesor kedokteran di University of Pennsylvania dan staf ahli jantung di Philadelphia Veterans Affairs Medical Center, menekankan dampak perubahan iklim yang semakin meningkat pada kehidupan di Bumi.

"Perubahan iklim dan berbagai manifestasinya akan memainkan peran yang semakin penting bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia dalam beberapa dekade mendatang," kata Khatana, seperti dilansir Study Finds, Rabu (1/11/2023).

Khatana beserta tim terlebih dahulu menganalisis data setiap county di AS dari tahun 2008 hingga 2017, dan menemukan hubungan yang jelas antara peningkatan jumlah hari dengan suhu panas ekstrem serta peningkatan kematian kardiovaskular. Data ini menjadi tolok ukur dasar untuk studi baru, yang menggunakan model iklim untuk memproyeksikan emisi gas rumah kaca di masa depan, serta tren sosioekonomi dan demografi di masa depan pada populasi AS untuk tahun 2036 hingga 2065.

Analisis mereka menunjukkan, bahkan jika pengurangan emisi yang diusulkan saat ini diterapkan dan dipatuhi sepenuhnya, kematian kardiovaskular berlebih akibat panas ekstrem masih akan meningkat 162 persen lebih tinggi pada pertengahan abad ini, dibandingkan dengan baseline tahun 2008-2019. Di sisi lain, jika pengurangan emisi gas rumah kaca tidak dilaksanakan secara ketat, proyeksi menunjukkan bahwa kematian kardiovaskular berlebih akibat panas ekstrem dapat meningkat 233 persen dalam beberapa dekade mendatang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement