REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Desa Bumi dan Society of Renewable Energy (SRE), dua organisasi yang diinisiasi anak muda Indonesia bersepakat untuk menyediakan akses listrik bersih bagi 10 desa terpencil di seluruh Indonesia. Komitmen anak muda bangsa ini dilakukan di perhelatan Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa Bangsa atau COP 28 di Dubai, beberapa waktu lalu.
Founder Desa Bumi, Gamma Thohir menjelaskan berawal dari ide masa remajanya membangun akses listrik bersih di salah satu desa di Sukabumi, Jawa Barat, kini Desa Bumi berkolaborasi dengan SRE untuk mengembangkan akses bersih di desa terpencil di Indonesia.
"Ini merupakan langkah penting bagi kami sebagai anak muda Indonesia, kami menegaskan aksi nyata kami dalam mendukung transisi energi di Indoenesia," kata Gamma di Indonesia Pavilion.
Founder SRE Zagy Yakana Berian menjelaskan 10 desa yang akan disasar oleh Desa Bumi dan SRE merupakan desa terpencil yang belum mendapatkan akses listrik. Namun, hadirnya Desa Bumi dan SRE tak hanya dari akses energi saja tetapi juga melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
"Kami menyasar program hutan sosial, desa budaya dan mendorong ekonomi pedesaan," kata Zagy.
Zagy juga mengatakan, lewat kerjasama dua organisasi muda Indonesia menjadi bukti nyata akses pendanaan ramah lingkungan untuk desa desa di Indonesia. SRE dan Desa Bumi mampu membuktikan lebih dulu dalam mewujudkan transisi energi yang berkeadilan.
"Untuk mewujudkan transisi energi yang adil, kami memerlukan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Kami anak muda bergerak aktif dan menunjukan bahwa kami bisa menjadi leader dalam upaya mitigasi iklim," tegas Zagy.