Senin 05 Feb 2024 08:18 WIB

Teknologi Altruisme di Greentech

Green technology di tahun ini bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah kewajiban.

Setyanavidita Livikancasera, wartawan Republika
Foto: dokumen pribadi
Setyanavidita Livikancasera, wartawan Republika

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Setyanavidita Livikacansera

Redaktur Republika

 

Ketika memasuki 2024, keberlanjutan menjadi sorotan utama dalam evolusi teknologi. Green technology atau teknologi hijau muncul sebagai tren kunci yang tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga membentuk arah masa depan untuk planet kita. 

Sebenarnya, teknologi yang satu ini bukan hal baru. Teknologi pemanasan panas bumi, misalnya.

Penggunaan energi panas dari bawah permukaan bumi sudah ada sejak zaman Paleolitikum. Tepatnya, ketika manusia purba mandi di sumber air panas dan membangun rumah dari lahar. 

Begitu pula dengan energi angin yang sudah ada sejak tahun 5000 SM, di mana nenek moyang kita menggunakan energi angin untuk menggerakkan perahu menyusuri Sungai Nil. 

Pada 2000 SM, tenaga angin juga memompa air dan menggiling biji-bijian. Sementara tenaga surya? Manusia memanfaatkan energi matahari pada abad ke-7 SM, untuk menyalakan api dari kaca pembesar.

Namun, baru dalam beberapa tahun belakangan, isu yang satu ini terasa kian mendesak, atau bahkan hampir terlambat. Kini, di 2024, terjadi percepatan adopsi energi terbarukan, termasuk matahari, angin, dan air. 

Inovasi dalam teknologi panel surya dan turbin angin meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Namun, sorotan utama adalah pada penyimpanan energi yang lebih efisien. 

Baterai canggih dan sistem penyimpanan energi, memainkan peran kunci dalam memitigasi tantangan daya intermittency dari sumber energi terbarukan. Selain itu, konsep smart cities kini semakin terwujud dengan penggunaan teknologi demi meningkatkan efisiensi.

Termasuk juga, penggunaan energi, manajemen limbah, dan transportasi berkelanjutan. Sensor pintar, analitika data, dan Internet of Things (IoT) kini kian digunakan untuk mengoptimalkan fungsi kota, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk.

Bicara green technology, tentu tak bisa lepas juga dari konsep recycling atau daur ulang. Pada 2024, recycling bukan hanya tentang memilah sampah. 

Teknologi terdepan memungkinkan pemulihan sumber daya dari limbah elektronik, plastik, dan material lainnya. Tak ketinggalan, circular economy, di mana produk dan bahan digunakan kembali sebanyak mungkin, menjadi filosofi utama dalam strategi bisnis dan produksi.

Bukan sekadar untuk menulis esai atau menjawab berbagai pertanyaan wargamaya, kecerdasan buatan (AI) dan machine learning juga ikut dilirik menjadi kunci dalam mengoptimalkan penggunaan energi. Dalam rumah pintar, AI membantu mengelola konsumsi energi dengan menyesuaikan suhu, pencahayaan, dan perangkat lain secara otomatis. 

Sementara, di tingkat industri, AI digunakan untuk merencanakan dan mengelola rantai pasokan dengan efisien. Dalam upaya mewujudkan perubahan besar, pendidikan dan kesadaran hijau menjadi kunci. 

Aplikasi dan platform daring, memang memberikan informasi tentang keberlanjutan dan cara mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Tapi, pendidikan menjadi landasan bagi masyarakat untuk terlibat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

Pada akhirnya, green technology di tahun ini bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah kewajiban. Dengan menggabungkan inovasi teknologi dan kesadaran akan tantangan lingkungan, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan berdaya tahan untuk generasi mendatang.

Potensi pasar dari teknologi hijau pun tak main-main. Data dari Statista menunjukkan, antara 2022 dan 2030, pasar teknologi ramah lingkungan dan keberlanjutan global diperkirakan akan terus tumbuh. Pada 2022, ukuran pasar ini berjumlah sekitar 13,76 miliar dolar AS. 

Pada 2030, angka tersebut diperkirakan akan mencapai puncaknya, atau sebesar hampir 62 miliar dolar AS, meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 20,8 persen dari 2023 hingga 2030.

Bagi para angel investor, teknologi hijau juga bukan hanya tentang membangun produk yang lebih baik, tetapi juga tentang membangun dunia yang lebih baik. Bukan tak mungkin, para investor perusahaan telnologi akan mereguk cuan yang signifikan, sambil berperan besar dalam menyelamatkan dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement