REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengampanyekan masyarakat agar bijak menggunakan plastik demi menjaga kelestarian lingkungan. Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/5/2024), mengatakan pihaknya berkomitmen menerapkan aspek environtmental, social, and governance (ESG) dalam menjalankan perannya sebagai penyalur gas bumi.
Dalam peringatan Hari Bumi, ia secara khusus mengajak masyarakat lebih bijaksana dalam menggunakan plastik yang limbahnya cukup besar dan sulit terurai, sehingga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Tulus Laksono mengungkapkan Indonesia merupakan negara dengan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia setelah China, salah satunya karena penggunaan plastik yang masih sangat tinggi.
"Persentase sampah plastik dari total semua jumlah sampah adalah 18,7 persen. Jadi kalau sampah sebesar 19 juta ton per tahun, maka plastiknya 18,7 persennya," sebutnya dalam talkshow bertajuk "Planet vs Plastik" di Kantor PGN Pusat, Jakarta, Jumat (3/5/2024) lalu.
KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah. Seluruh lapisan masyarakat, menurut dia, wajib menjaga kesehatan Bumi dan lingkungan dengan pemerintah memiliki porsi lebih yang diatur dalam undang-undang.
"Kepedulian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil di rumah. Sampah yang nonorganik bisa dipilah kemudian ditaruh di bank sampah. Saat ini, banyak bank sampah digalakkan di masyarakat, ini juga efektif diterapkan untuk anak-anak di sekolah. Dukungan swasta dan berbagai pihak penting untuk menangani polusi termasuk sampah plastik," ujar Tulus.
Harry menambahkan pihaknya juga menekankan kepada seluruh perwira Subholding Gas agar meningkatkan kepedulian lingkungan dan bijak dalam menggunakan plastik. PGN mempunyai tanggung jawab yang besar dan harus mendukung pemerintah dalam upaya menjaga Bumi.
"Tidak mungkin tidak menggunakan plastik. Tapi, bagaimana caranya kita bisa menggunakannya dengan bijaksana," katanya.
Menurut dia, posisi PGN sebagai perusahaan di sektor migas yang dekat dengan eksploitasi memiliki tanggung jawab lingkungan yang lebih besar dari yang lain. "Maka, awareness dan real action harus dilakukan agar operasional PGN di industri gas bumi dengan meminimalisir dampak buruk bagi lingkungan," ujar Harry.
Kinerja lingkungan PGN Group di antaranya adalah penanaman mangrove dan coastal clean up (CCU) bersama KLHK di Banten dan daur ulang limbah baterai dan bank sampah di desa binaan Pagardewa, Sumsel.
Pada 2023, PGN menurunkan limbah B3 yang dihasilkan dari 14.646 ton pada 2022 menjadi 13.607 ton. Sedangkan, limbah non-B3 turun dari 163,3 ton pada 2022 menjadi 142,2 ton. Aksi kepedulian lingkungan dan pengelolaan sampah Subholding Gas Pertamina juga dilaksanakan oleh anak perusahaan dan wujud aksinya disalurkan kepada masyarakat sekitar.
Di antaranya, PT Pertagas Operation East Java Area (Pertagas OEJA), yang mendampingi penanganan masalah lingkungan di Desa Kalitengah, Sidoarjo, Jatim, melalui Kidung Tanggulangin (Gerakan Melindungi Masyarakat Rentan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan).
PGN terus mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap proses bisnis, mulai dari perumusan strategi dan kebijakan hingga pembuatan program-program keberlanjutan. Seluruhnya disesuaikan dengan ESG dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).