Oleh : Handy M Nataprawir, Mahasiswa Magister Kebijakan Publik & Governansi Universitas Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17 ribu pulau memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah kelaparan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah menggagas program Makan Siang Gratis yang merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan nutrisi, kesehatan, dan kemampuan belajar siswa.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup siswa dengan memberikan makanan bergizi secara gratis kepada siswa sekolah dasar. Langkah ini diambil setelah melalui kajian dan analisis mendalam menggunakan Cost Benefits Analysis (CBA), yang menunjukkan bahwa investasi dalam program ini sangatlah baik.
Hasil kajian menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam program makan di sekolah akan menghasilkan pengembalian ekonomi sebesar 6,2 dolar AS selama masa hidup penerima manfaat.
Dengan Net Present Value sebesar 3.949 dolar AS per penerima manfaat, program ini menunjukkan bahwa makanan sekolah bukan hanya investasi yang menguntungkan, melainkan juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan pendidikan dan produktivitas.
Lebih lanjut, sebanyak 40 persen dari nilai investasi akan pulih dalam jangka pendek, kurang dari enam tahun. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam hal mengatasi kelaparan, tetapi juga memiliki potensi untuk menciptakan pendapatan yang besar dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dalam jangka panjang.
Dari hasil analisis CBA, dapat disimpulkan bahwa Program Makan Siang Bergizi Gratis merupakan investasi yang sangat menguntungkan bagi Indonesia. Selain mengatasi masalah kelaparan dan gizi buruk di kalangan siswa sekolah dasar, program ini juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan pendidikan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, program ini layak untuk terus didukung dan dikembangkan sebagai bagian dari upaya memajukan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Salah satu penyebab stunting adalah kurangnyaasupan gizi sejak janin dan selama dua tahun pertama masa pertumbuhan. Untuk mencegah stunting dibutuhkan asupan 1,1-gram protein per kilogram berat badan bayisetiap hari.