Rabu 11 Sep 2024 12:25 WIB

Jerman Berkomitmen Dukung Transisi Energi Indonesia

Transisi energi haris berjalan adil dan inklusif.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Konferensi pers pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Foto: Republika/Frederikus Dominggus Bata
Konferensi pers pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (10/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman berkomitmen terus mendukung transisi energi Indonesia. Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Thomas Graf, mengatakan perjalanan transisi energi Indonesia mendapat dukungan dan sokongan dari banyak negara, termasuk Jerman.

"Jerman termasuk negara yang berkomitmen menyediakan pendanaan transisi energi dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP)," kata Graf Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, Selasa (10/9/2024).

Graf menambahkan sejauh ini Jerman telah memberikan kontribusi sekitar 1 miliar dolar AS untuk proyek di JETP dan sekitar 2,4 miliar dolar AS untuk memperkuat sektor energi berkelanjutan di Indonesia. ISEW menjadi bagian penting dalam 30 tahun kerja sama sektor energi antara Indonesia dan Jerman, yang menyediakan dukungan teknis dan finansial untuk proyek energi terbarukan.

ISEW 2024 memiliki tiga tujuan utama. Pertama menjadi forum pertemuan tingkat tinggi antara Pemerintah Indonesia dan Jerman untuk mendukung transisi energi global dan nasional. Kedua, menjembatani pembuat kebijakan dengan masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, akademisi, generasi muda, dan pemangku kepentingan non-energi.

Ketiga, meningkatkan kesadaran akan teknologi berkelanjutan di kalangan masyarakat, sektor swasta, dan komunitas.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR menyatakan bahwa IESR turut ikut berkolaborasi bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian PPN/Bappenas dalam Project Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia dan Sustainable Energy Transition Indonesia (SETI) bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian ESDM dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

Fabby menambahkan, terdapat empat faktor yang perlu ada untuk mempercepat transisi energi, yaitu kebijakan yang mendukung investasi energi terbarukan, ketersediaan teknologi energi terbarukan, ketersediaan pendanaan, serta dukungan dan partisipasi masyarakat dan para pemangku kepentingan.

“Pemerintah perlu tetap konsisten dan berusaha sekuatnya mengejar target bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025. Saat ini, salah satu strategi yang dikejar oleh pemerintah adalah penyelesaian purchase power agreement (PPA) atau Perjanjian Jual Beli Listrik untuk energi terbarukan antara pengembang dan PLN, serta percepatan implementasi PLTS atap. Dengan upaya-upaya ini diharapkan bisa mencapai target bauran energi terbarukan sebesar mungkin,” kata Fabby.

Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN, Lisa Tinschert mengungkapkan  ISEW 2024 menjadi momen penting untuk memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Jerman, khususnya dalam bidang transisi energi yang berkelanjutan. GIZ berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target energi terbarukan dan emisi nol bersih.

Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sipil, adalah kunci dalam memastikan bahwa transisi ini berlangsung adil dan inklusif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement