Rabu 13 Aug 2025 09:36 WIB

Lestarikan Pesisir, Program Jam Pasir Borong Penghargaan Lingkungan

Inovasi Appostraps kembalikan lahan pesisir Karawang dan dorong ekonomi warga.

Inovasi Appostraps kembalikan lahan pesisir Karawang dan dorong ekonomi warga. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus
Inovasi Appostraps kembalikan lahan pesisir Karawang dan dorong ekonomi warga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam pelestarian lingkungan pesisir Jawa Barat kembali mendapat apresiasi. PHE ONWJ meraih Silver Best CID (Community Involvement & Development) kategori program lingkungan dan Bronze Best CID Local Hero pada ajang CID Upstream Award 2025 yang digelar di PHE Tower, beberapa waktu lalu.

Kedua penghargaan tersebut diperoleh PHE ONWJ setelah terpilih sebagai finalis lomba CID Upstream Award 2025 yang diselenggarakan Subholding Upstream (SHU) Pertamina. Dari 17 zona di dalam dan luar negeri di bawah SHU Pertamina yang mengikuti perlombaan, PHE ONWJ yang merupakan bagian dari Zona 5 keluar sebagai finalis di tiga kategori.

Baca Juga

Dalam kategori Best CID program lingkungan, program Jam Pasir (Jaga Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir) PHE ONWJ memikat dewan juri yang terdiri dari akademisi dan pakar, antara lain Prof Juniati Gunawan (Universitas Trisakti), Roy Widhiarta (SKK Migas), Didi Kaspi Kasim (Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia), Roby Hervindo (Manajer CSR Pertamina Persero), Zagy Berian (Pendiri Society of RNE Indonesia), dan Prof Cynthia Afriyani (UI).

Dalam paparannya di hadapan dewan juri, Officer Communication Relations & CID PHE ONWJ Putri Nauli Marpaung menuturkan, program Jam Pasir yang berlokasi di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kabupaten Karawang, memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. “Program ini tidak hanya efektif menahan laju abrasi dan banjir rob, namun juga berhasil mengembalikan 3,6 hektare lahan yang sebelumnya hilang akibat abrasi melalui inovasi Appostraps yang sudah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham),” katanya dikutip dari siaran pers, Rabu (13/8/2025).

Bahkan, sambung Putri, inovasi Appostraps (Alat Pemecah, Peredam Ombak, Sedimen Traps) diapresiasi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Bupati Karawang Aep Syaepuloh. “Kami juga memperkenalkan inovasi Appostraps di Bandarlampung, yang dihadiri Gubernur Lampung. Pada kesempatan lain, atas undangan Bupati Karawang, kami memaparkan kontribusi kami menangani abrasi di pesisir Karawang menggunakan Appostraps yang murah dan mudah. Murah karena menggunakan ban bekas, dan mudah karena bisa direplikasi secara mandiri oleh masyarakat,” ujarnya.

Lahan 3,6 hektare yang kembali kini dimanfaatkan sebagai kawasan eduwisata berbasis lingkungan. Ribuan pohon mangrove tumbuh subur di kawasan tersebut, menjadi rumah bagi 28 jenis flora dan 52 jenis fauna. Appostraps juga mengembalikan 400 meter garis pantai. Sebelum program ini diinisiasi, rata-rata garis pantai di Pasir Putih hanya sekitar dua meter dari pemukiman warga.

Manfaat ekonomi dari program Jam Pasir sebanding dengan manfaat lingkungannya. Sejak program dimulai, terbentuk 25 kelompok UMKM yang seluruhnya beranggotakan istri nelayan. Tidak kurang dari belasan pensiunan nelayan kini menjadi pengelola kawasan wisata Jam Pasir.

Program Jam Pasir mampu menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, membangun kapasitas komunitas lokal, dan memperluas jangkauan manfaat perusahaan di tengah masyarakat.

Sementara itu, penghargaan Bronze Best CID Local Hero diraih oleh Sahari (55 tahun). Sejak 2014, Sahari menjadi salah satu inisiator program Jam Pasir bersama belasan pensiunan nelayan di Pasir Putih. Mimpinya hanya satu, kampungnya terbebas dari ancaman rob dan abrasi.

Pada tahun pertama, ia dan kelompoknya mencoba mengembalikan sabuk hijau di bibir pantai dengan menanam mangrove. Namun, semua bibit yang ditanam habis tersapu ombak.

“Dulu, ribuan bibit mangrove yang kami tanam dalam hitungan jam habis tersapu ombak karena tidak ada penahan. Setelah dipasang Appostraps di garis depan, kami menanam mangrove di belakangnya. Hasilnya, ombak tertahan dan mangrove tumbuh subur. Tidak itu saja, daratan yang sebelumnya hilang oleh abrasi kembali muncul,” ujarnya.

Sahari bersyukur, apa yang ia dan kelompoknya lakukan mendapat apresiasi dari Pertamina Subholding Upstream. “Apresiasi ini menjadi bahan bakar baru untuk terus melangkah memperbaiki lingkungan pesisir,” katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement