Rabu 09 Oct 2024 20:12 WIB

Indonesia-Asia Pasifik Bahas Aksi Iklim Pendekatan Berbasis Laut

Pada 2023, Indonesia ikut menginisiasi Resolusi 79/2 UN ESCAP.

Koloni karang cabang di kawasan konservasi perairan wilayah sasi Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Selasa (26/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Koloni karang cabang di kawasan konservasi perairan wilayah sasi Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Selasa (26/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia bersama negara-negara Asia Pasifik membahas langkah-langkah kolaboratif di tingkat regional guna menghadapi tantangan dalam perubahan iklim di kawasan. Hal ini dilakukan melalui solusi inovatif dengan pendekatan berbasis laut pada Regional Dialogue on Ocean-Based Climate Action (OBCA).

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor Gustaaf Manoppo menyampaikan aksi iklim berbasis laut menawarkan peluang besar untuk memperkuat ketahanan lingkungan dan sosial, serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir.

"Indonesia percaya dengan mengoptimalkan peran laut dalam mitigasi perubahan iklim di kawasan ini dapat menciptakan solusi yang berdampak positif bagi generasi mendatang dan memperkuat upaya dalam mempercepat pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 13 (aksi Iklim) dan SDG 14 (kehidupan di bawah air),” ujar Victor dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Sebagai bagian dari OBCA, lanjut dia, Indonesia juga bekerja sama dengan negara-negara kepulauan lainnya, termasuk Fiji dan Maladewa, dalam menyusun resolusi bersama untuk mempercepat aksi iklim berbasis laut di tingkat internasional.

Pada 2023, katanya, Indonesia ikut menginisiasi Resolusi 79/2 UN ESCAP, yang bertujuan untuk memperkuat komitmen negara-negara anggota dalam melindungi dan melestarikan sumber daya laut sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim.

Victor juga menyampaikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar menegaskan kembali komitmennya untuk memainkan peran penting dalam agenda global.

Di sela-sela agenda OBCA, ia juga memimpin Delegasi Republik Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) yang membahas isu penting terkait kebijakan kelautan dan iklim Indonesia serta potensi kerja sama internasional.

Dalam pertemuan tersebut, ia menjelaskan lima prioritas program kelautan, termasuk target pengembangan kawasan konservasi laut yang mencapai 30 persen pada 2045.

Saat ini, Indonesia telah berhasil mencatatkan sekitar 10 persen dari total target tersebut, didukung oleh strategi nasional yang komprehensif.

Executive Secretary UNESCAP Armida Salsiah Alisjahbana menekankan bahwa isu kelautan bersifat lintas batas sehingga membutuhkan kerja sama yang erat di tingkat regional.

"Diharapkan Indonesia dapat berperan sebagai pemimpin dalam kerja sama antar negara, terutama pada puar 1 dan pilar empat yang dibahas dalam Regional Dialogue ini, termasuk kerja sama South-South Cooperation dan kolaborasi dengan negara mitra lainnya,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement