Selasa 15 Oct 2024 18:00 WIB

PHE ONWJ Restorasi Mangrove

Penanaman mangrove memiliki banyak manfaat

PHE ONWJ menanam bibit pohon mangrove di bibir Pantai Pasir Putih, Karawang, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/HO-PHE ONWJ
PHE ONWJ menanam bibit pohon mangrove di bibir Pantai Pasir Putih, Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mendukung pembangunan berkelanjutan dan menjaga kelestarian alam melalui inisiatif yang melibatkan komunitas lokal. Salah satunya melalui penanaman 1.000 bibit mangrove saat kunjungan manajemen pada akhir September 2024.

Lokasi penanaman berada di daerah program pemberdayaan masyarakat Jaga Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (JAM PASIR) di Pantai Pasir Putih, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat. General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat. Keterlibatan aktif masyarakat adalah kunci keberhasilan program restorasi mangrove. Kami ingin memberdayakan masyarakat pesisir agar dapat memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan. Misalnya, dengan mengembangkan produk-produk olahan dari hasil hutan mangrove atau mengembangkan wisata mangrove yang edukatif," ucap Muzwir, Selasa (15/10/2024).

Penanaman bibit bakau itu merupakan bagian dari program Restorasi Mangrove Jawa (REMAJA). Sejak 2018, melalui program REMAJA, PHE ONWJ telah menanam hampir 44.000 bibit mangrove di sepanjang pesisir pantai Jawa bagian barat yang membentang dari Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Penanaman bibit mangrove memiliki banyak manfaat, di antaranya melindungi garis pantai dari abrasi, menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut serta menyerap karbon dioksida yang berkontribusi pada perubahan iklim. Di Kawasan Pasir Putih, Desa Sukajaya, Karawang, barisan mangrove telah terbukti mencegah abrasi dan banjir rob.

"Dulu, kehidupan kami tidak tenang seperti sekarang," kata Sahari, tokoh masyarakat Desa Sukajaya, menceritakan perbedaan sebelum dan setelah program penanaman mangrove.

Sekitar 10 tahun lalu, kata Sahari, masyarakat yang tinggal di bibir pantai di Desa Sukajaya harus mengungsi ke rumah sanak saudara atau ke titik yang lebih tinggi, setidaknya dua sampai tiga dalam setahun. Di masa-masa itu, banjir rob menggenangi rumah warga, dengan ketinggian variatif, antara 10 centimeter sampai 1 meter.

"Saat banjir rob, kami tidak bisa membawa apa-apa, kecuali alat masak, seragam, dan buku-buku sekolah anak-anak. Kami sudah tidak terpikir untuk membawa surat-surat berharga," ungkap Sahari.

Selain bertujuan untuk melindungi ekosistem pesisir dari abrasi, program JAM PASIR turut memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat melalui pelibatan aktif dalam kegiatan UMKM dan ekowisata.

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement