REPUBLIKA.CO.ID, BITUNG --Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa.
Menhut Raja Antoni melihat kemampuan dua anjing yang biasa diperbantukan untuk melacak penyelundupan satwa. Salah satunya diketahui berjenis german shepherd.
Menhut Raja Antoni meminta agar sejumlah tempat yang menjadi pintu pelaku penyelundupan satwa dijaga oleh anjing pelacak sebagai upaya antisipasi. Salah satunya seperti di Sorong yang merupakan pelabuhan terakhir Papua.
"Di Sorong dan Halmahera saya minta juga ada anjing pelacak sebagai upaya penggagalan penyelundupan satwa," kata Menhut Raja Antoni.
"Selamatkan satwa kita, satwa adalah aset bangsa," tuturnya.
Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki sendiri selama 5 tahun terakhir telah berhasil menggagalkan 11 burung, 44 mamalia dan 4 raptil di wilayah Bitung, Manado dan Gorontalo. Beberapa satwa juga berhasil diselamatkan dari rumah warga hingga pelabuhan, dengan total 683 satwa.
Selain itu berdasarkan data, pihak Tasikoke telah melakukan patroli 3 tahun terakhir setiap Desember, peredaran daging satwa liar dari provinsi-provinsi di Sulawesi ke Sulawesi Utara mengalami penurunan. Sejumlah daging satwa yang kerap dijual di pasar di antaranya daging babi hutan, kelelawar, biawak hingga ular piton.
Pada kesempatan yang sama, CEO Yayasan Masarang dan Manager Program Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Billy Gustafianto menjelaskan berbagai modus penyelundupan satwa kerap dilakukan.
"Modusnya banyak penyelundupan satwa. Rata-rata kematian satwa karena tingkat penyelundupan. Penyelundupan burung biar ngak bersuara bisanya disiram air gula, burung yang diselundupkan," tuturnya.
Ia mengatakan Tasikoke telah mengembalikan 148 ekor burung ke habitat aslinya di Papua Barat. Ia mengatakan, satwa-satwa yang diselamatkan nantinya akan direhabilitasi sebelum akhirnya kembali dilepasliarkan.
"Kakatua koki sudah kita kembalikan ke Papua. Tidak semua satwa bisa dilepas liarkan, contohnya yang punya perilaku menyimpang, tidak bisa terbang lagi," ujarnya.