Kamis 13 Mar 2025 18:56 WIB

Cina Sukses Lakukan Penghijauan, Cakupan Hutan Capai 25 Persen

Pada 2024, Cina berhasil melindungi dan memulihkan lebih dari 5 juta hektare lahan.

Rep: Mgrol156/ Red: Satria K Yudha
Taman Hutan Nasional Nanwan di Xinyang City, Cina.
Foto: VCG
Taman Hutan Nasional Nanwan di Xinyang City, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Cina sukses melakukan strategi penghijauan. Pada 2024, Cina berhasil menanam pohon di area seluas 4,45 juta hektare, sehingga cakupan hutannya kini melampaui 25 persen.

Volume total stok hutan di Cina juga telah melampaui 20 miliar meter kubik. Secara keseluruhan, Cina telah menghijaukan kembali lebih dari 773 juta hektare, menjadikannya negara dengan peningkatan cakupan hijau terbesar di dunia.

Seperti dikutip dari laman CGTN, Kamis (13/3/2025), secara nasional, proporsi hari dengan kualitas udara baik mencapai 87,2 persen, sementara persentase air permukaan dengan kualitas baik mencapai 90,4 persen. Selain itu, upaya pemulihan lingkungan telah mencakup 3,22 juta hektare padang rumput serta rehabilitasi 2,78 juta hektare lahan yang mengalami penggurunan dan degradasi batuan. Di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang, barat laut Cina, "sabuk hijau" sepanjang lebih dari 3.000 kilometer kini mengelilingi Gurun Taklimakan.

Diluncurkan pada tahun 1978, Program Hutan Three-North Shelterbelt merupakan inisiatif penghijauan terbesar di dunia yang bertujuan mengatasi penggurunan di wilayah barat laut, utara, dan timur laut Cina. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 32 miliar yuan (4,4 miliar dolar AS) untuk program ini, mendukung 287 proyek ekologi serta 58 basis pembibitan.

Pada tahun lalu, sekitar 3,8 juta hektare lahan berhasil direhabilitasi melalui program ini, yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekosistem di kawasan kering.

Selain upaya penghijauan berskala besar, berbagai proyek ekologi regional juga menunjukkan hasil yang signifikan. Dalam satu dekade terakhir, kawasan Beijing-Tianjin-Hebei telah mencatat kemajuan besar dalam pemulihan ekosistem.

Beijing telah menanam lebih dari 13 ribu hektare hektar lahan hijau, Tianjin lebih dari 300 hektare, dan Provinsi Hebei lebih dari 425.000 hektare. Proyek-proyek ini berperan penting dalam mengurangi badai debu, meningkatkan kualitas udara, serta memperkaya keanekaragaman hayati di wilayah

tersebut.

Pada 2024, Cina berhasil melindungi dan memulihkan lebih dari 5 juta hektare lahan. Sebagai pengakuan atas upaya konservasi lingkungan, Beijing, Distrik Ninghe di Tianjin, serta tujuh wilayah dan kota lainnya dianugerahi gelar "Kota dengan Keanekaragaman Hayati yang Menawan" dalam KTT ke-8 Pemerintah dan Kota Subnasional selama Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati.

Strategi penghijauan Cina telah berkembang dari sekadar meningkatkan tutupan hutan menjadi pendekatan yang lebih ilmiah dengan pemilihan spesies pohon yang disesuaikan dengan kondisi iklim dan tanah setempat. Pendekatan ini bertujuan memperkuat ketahanan hutan serta menjaga stabilitas ekologi. Dengan menempatkan keanekaragaman hayati sebagai prioritas, Cina telah meningkatkan kualitas hutan secara signifikan, yang berkontribusi pada peningkatan kapasitas serapan karbon, pencegahan erosi tanah, dan pelestarian sumber daya air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement