Selasa 06 Apr 2010 10:29 WIB

Jalur Dakwah Ditempuh untuk Merawat Perbatasan

Rep: osa/ Red: irf
Sarana pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong.
Foto: burhanuddin bella/republika
Sarana pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, Entikong.

JAKARTA--Upaya inovatif dilakukan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) untuk membangun kawasan perbatasan. Salah satunya dengan menyiapkan agenda pesantren untuk pengembangan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

"Keberadaan pesantren di perbatasan memiliki arti strategis karena selain menjaga wilayah juga akan mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah perbatasan," kata Menteri PDT, Helmy Faishal Zaini, di Jakarta, Senin (5/4). Untuk membangun wilayah perbatasan berbasis pesantren, pihaknya akan bekerja sama dengan beberapa pesantren yang concern dalam dakwah di perbatasan.

Selain itu juga akan diupayakan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama untuk membangun pendidikan di perbatasan. "Kehadiran pesantren di daerah perbatasan diharapkan bisa meningkatkan pendidikan anak-anak setempat," tutur dia. Tujuan lain dari kehadiran pesantren di perbatasan adalah mendukung percepatan pembangunan kawasan perbatasan yang selama ini sangat tertinggal.

Diakui Helmy, pembangunan daerah perbatasan masih kurang disentuh dan diperhatikan selama ini. Akibatnya, nasionalisme masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan menjadi rendah dan tidak bangga dengan negara sendiri. Padahal daerah perbatasan merupakan daerah penting bagi sebuah negara karena berkaitan dengan identitas, pertahanan, dan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement