Senin 19 Apr 2010 04:23 WIB

Militer Ancam Tindakan Keras Kepada Baju Merah

Red: taufik rachman

BANGKOK--Militer Thailand, Ahad berikrar akan "menghukum" para pemrotes anti pemerintah jika mereka bergerak ke distrik bisnis di tengah kota Bangkok. Para pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang dikenal sebagai kelompok "Baju Merah", Sabtu mengatakan mereka akan melakukan protes di distrik bisnis, dua blok jauhnya dari lokasi utama protes pusat kota itu, Selasa, mengabaikan keputusan keadaan darurat.

"Kami tidak akan membiarkan mereka pergi lebih jauh ," kata juru bicara militer Sansern Kaewkamnerd. Sansern tidak menjelaskan tentang penggunaan kata "tindakan keras" tetapi mengatakan para pemrotes yang menduduki lokasi tempat perbelanjaan mewah dan hotel pada hari ke-16 akan ditindak.

"Kami tidak punya pilihan lain kecuali menegakkan undang-undang," kata Sansern kepada stasiun televisi TNN. "Mereka yang berbuat salah akan dihukum. Mengamankan kembali lokasi itu bersama dengan tindakan-tindakan lain semuanya termasuk dalam penegakan hukum. Semua ini harus dilakukan."

Ia mengatakan pasukan keamanan berseragam dan bersenjata akan dikerahkan untuk mengamankan lokasi yang jadi ajang unjuk rasa untuk mencegah "pihak ketiga", yang pemerintah sebut sebagi teroris, melancarkan serangan-serangan.

"Apapun yang akan terjadi kami siap. Jika kami harus bentrok, kami akan siap. Kami harus memberlakukan hukum dengan tegas. Kita tidak dapat hanya memikirkan bahwa 'kita tidak ingin jatuh korban', jika tidak negara tidak dapat maju. Korban hanya akan terjadi setelah pasukan keamanan berusaha sebaik mungkin untuk menghindarinya, sementara orang berusaha merampas senjata-sejata dan nyawa."

KekhawatirAN akan terjadi aksi kekerasan baru bertambah karena para pemimpin kelompok anti Thaksin yang dikenal sebagai gerakan "Baju Kuning -- yang beranggotakan kelompok royalis, elit bisnis, kaum bangsawant dan kelas menengah perkotaan-- bertemu, Ahad untuk membicarakan sikap mereka mengenai krisis itu.

Kelompok "Baju Kuning" itu melakukan blokade delapan hari bandara-bandara Bangkok Desember 2008, yang membuat sEkitar 230.000 calon penumpang terlantar, menghambat arus perdagangan dan menyebabkan tingkat kredit anjlok bagi negara ekonomi terbesar kedua Asia Tenggara itu.

Pengepungan itu berakhir ketika partai yang berkuasa dan pro Thaksin dibubarkan kerena terlibat kecurangan dalam pemilu. hAL INI membuka jalan bagi tampilnya Abhisit berkuasa berdasar satu keputusan parlemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement