Jumat 30 Apr 2010 22:45 WIB

Hatoyama Segera Tentukan Nasib Pangkalan Militer AS

Rep: Wulan Tunjung Palupi/rtr/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

TOKYO--Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, menegaskan bahwa ia menyelesaikan rencana sengketa pangkalan udara AS yangberakhir izinnya pada Mei 2010. Ia harus mengambil keputusan berat di saat yang sama harus berjuan untuk pemilihan umum.

Hatoyama berbicara kepada wartawan menjelang kedatangan utusan AS. Delegasi Abang Sam telah menyiapkan proposal serius untuk dibahas dengan pemerintah Jepang, yang dapat memungkinkan pembicaraan untuk maju ke tingkat lebih tinggi.

"Kita sedang mempertimbangkan proposal pemerintah serius, saya ingin memberikan sentuhan akhir untuk itu," ujar Hatoyama pada wartawan. Namun dia mengatakan pembicaraan di tingkat teknis tentang rencana Jepang dan Amerika Serikat belum dimulai.

Dukungan teradap Hatoyama merosot menjadi sekitar 25 persen dalam jajak pendapat terakhir, sebagian pemilih menganggap ia salah menangani masalah pangkalan AS. Sebuah tantangan besar bagi Partai Liberal Demokrat untuk memenangkan kembali pemilihan majelis tinggi pada Juli atau Agustus mendatang.

Kegagalan untuk mengamankan mayoritas di majelis tinggi bisa berarti kebuntuan kebijakan saat Jepang masih berusaha mempertahankan pemulihan ekonomi yang rapuh. Di sisi lain negeri sakura itu menghadapi utang negara kian membengkak.

Kontroversi Penggeseran Pangkalan

Berdasarkan perjanjian yang dibuat pada 2006, pangkalan marinir AS di Futenma akan digeser dari pusat kota ke bagian yang lebih sepi penduduk, pulau Okinawa. Namun tahun lalu saat Hatoyama terpilih, ia mengisyaratkan bahwa pangkalan itu dapat digusur keluar pulau.

Pemerintah tidak mengungkapkan rincian proposal terbaru yang diajukan AS. Namun media domestik mengatakan isi proposal itu adalah versi modifikasi dari rencana 2006, dengan landasan pacu lepas pantai yang dibangun di atas pantai yang diuruk.

Rencana penggunaan lahan reklamasi dihindari karena akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, namun landasan pacu di tengah pantai akan mengurangi polusi suara di desa tetangga. Media setempat melaporkan beberapa fasilitas pelatihan Futenma itu akan dipindahkan ke tempat lain di Jepang.

Masyarakat Okinawa dan kelompok pencinta lingkungan pun berulangkali mengadakan demonstrasi meminta agar pangkalan AS keluar dari Okinawa. Namun pemerintah Jepang belum memberikan sinyal yang tegas untuk mewujudkan hal itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement