SAMPANG--Keluarga tiga TKI asal Desa Tobai Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang korban kasus penembakan oleh Polisi Malaysia mendesak agar kasus tersebut segera diusut tuntas oleh Polisi Indonesia. Selain itu keluaraganya juga segera melaporkan kasus tersebut ke ILO, badan PBB yang menangani masalah perburuhan
Rofiq, sepupu Musdi, salah seorang korban penembakan ketika dihubungi mengatakan, pihak keluarga akan terus menperjuangkan hak-hak korban yang diperlakukan semena-mena oleh Polisi Malaysia.
"Kami mempunyai bukti dan sejumlah saksi dari pihak keluarga maupun teman para korban pada saat kejadian penembakan tersebut. Sehingga dari hasil temuan itu telah kami sampaikan ke Komnas Ham dan LSM Migran Care untuk mendapatkan hak hukum terhadap para korban," kata Rofiq saat berdemo di Gedung DPRRI, Sabtu (1/5).
Menurut Rofiq, Zainadi adalah salah satu saksi kunci yang mengetahui persis saat peristiwa penembakan akan menyampaikan sejumlah fakta ke Komnas Ham. Karena dalam penyampaiannya Polisi Malaysia membela diri ketika hendak diserang oleh para korban dengan senjata api rakitan dan dua bilah parang.
"Padahal dari keterangan Zainadi, semua itu tidak bohong. Karena dia melihat sendiri ketika Polisi Malaysia menangkap ketiga korban bersama tiga temannya yang lain di rumah kontrakannya. Namun anehnya, ketiga korban yang tewas itu dibawa keluar dari pintu belakang, tapi tahu-tahu terdengar kabar mereka sudah tewas tertembak," terang Rofiq.
Dia berharap para Polisi yang melakukan penembakan terhadap para korban agar benar-benar diproses secara hukum dan diberi sanksi seberat-beratnya. Karena perbuatan aparat penegak hukum tersebut telah melanggar hak azasi manusia. "Saya berharap Pemerintah Indoensia serius menangani kasus itu, karena kami khawatir jika tidak diusut tuntas, maka sejumlah TKI yang bekerja di Malayasia akan diperlukan sama dengan para korban," katanya.