REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Junus Effendi Habibie hanya bisa terkagum melihat sosok kakanya, BJ Habibie, yang sangat setia disamping istrinya yang tengah sakit. "Habis makan siang saya dapat telepon dan saya langsung ke rumah sakit, disitu yang saya lihat hanya BJ Habibie ang sedang membelai tangan ibu," kenangnya disaat-saat terakhir kepergian Ibu Hasri Ainun Habibie.
Junus, adik kandung BJ Habibie itu masih teringat zikir-zikir yang ia lafalkan bersama dengan sang kakak pada dua jam terakhir masa-masa bersama Ibu Ainun. Hingga kemudian BJ Habibie ikhlas melepas kepergian sang istri yang wajahnya ketika itu tampak bersih.
Selama dua bulan, kata Junus, sang kakak tidak pernah meninggalkan rumah sakit. BJ Habibie selalu setia menemani dan merawat istri tercintanya itu.
Beliau ingin selalu berada di sisi sang istri meski harus menahan sedih ketika mengantarkan jenazahnya kembali ke Indonesia pada 24 Mei 2010. Tepat dua bulan sejak kedatangan mereka. "Ini satu hal yang langka, mereka kedua itu saling tergantung satu sama lain. Cinta mereka itu besar sekali," ungkapnya.
Selain sebagai adik, Junus adalah sahabat baik Ibu Ainun. Dia mengerti bahwa kegiatan sosial dari istri kakaknya itu sangat besar.
Harapan dan cita-cita Ibu Ainun yang masih ingin ia bersama keluarga teruskan adalah Yayasan Orbit dan Bank Mata. Bahkan untuk itu, keluarga Habibie menyarankan tidak memberikan karangan bunga, agar dana keperluan itu dapat disumbangkan kepada dua peninggalan Ibu Ainun tersebut.
Yayasan Orbit adalah lembaga non-profit yang berusaha membantu anak-anak Indonesia untuk tetap bersekolah melalui beasiswa. Sedangkan Bank Mata, adalah salah satu upaya dari Ibu Ainun untuk membantu para tuna netra melihat indahnya dunia. "60 persen orang buta di Indonesia bisa disembuhkan melalui donor mata," kata Junus.