REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan ia bersedia untuk bersaksi dalam penyelidikan Israel saat serangan mematikan ke kapal Mavi terjadi. Hal itu dikatakannya pada Rabu, (9/6). Salah seorang pejabat Israel mengatakan pengumuman resmi disampaikan setelah ada kesimpulan dan konsultasi dengan sekutu utama Israel yaitu Amerika Serikat.
"Kami akan siap untuk tampil dan memberikan semua fakta," kata Netanyahu dalam pidatonya yang didampingi Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Letnan Jenderal Gabi Ashkenazi, Kepala staf militer. Dalam serangan itu, Israel membunuh sembilan orang Turki, termasuk satu yang juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat, setelah menaiki kapal Mavi Marmara berbendera Turki.
Pertumpahan darah memicu kecaman internasional dan hubungan yang tegang antara Israel dan Turki yang dekat dengan komunitas Islam. Israel disebut tindakan pasukan 'Pertahanan diri'. Turki menyebutnya sebagai pembunuhan atau "terorisme yang disponsori negara."
Tekanan dunia untuk membuka blokade Gaza dan setuju dengan seruan PBB agar mengadakan penyelidikan secara tidak memihak, kredibel dan transparan, pun terus mengalir. Israel telah menyatakan kesediaannya untuk melibatkan pengamat asing dalam penyelidikan tersebut.