REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- pemerhati masalah Palestina, Mohamad Guntur Romli, mengatakan tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik antara Israel Palestina kecuali dengan melakukan perundingan. Konfrontasi, lanjutnya, hanya akan menambah jumlah korban yang menyengsarakan rakyat Palestina.
Menurut Romli, kegagalan perundingan antara Israel-Palestina saat ini justru terletak pada ketidakseriusan mediator perdamaian. Pasalnya, para mediator tidak tegas terhadap Israel untuk mematuhi hasil perundingan dan resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. "Sehingga hal ini memancing muculnya kelompok fundamentalis di Palestina," ujarnya.
Anggota Komite Indonesia Solidaritas untuk Palestina (KISPA), Anton Umar, mengatakan pemimpin Israel telah merugikan dunia akibat konflik yang terus terjadi di Palestina. "Dalam menyelesaian konflik, elit Israel yang dilihat hanya musuh dan musuh dan bukan kacamata perdamaian," kata Anton.
Menurutnya, agar perundingan Israel-Palestina bisa berjalan, pemimpin Israel harus terlebih dahulu merubah paradigma berfikirnya, bahwa yang mereka hadapi adalah rakyat Palestina yang tidak ada perlawanan. "Rakyat Palestina harus dilindungan oleh seluruh dunia," pungkasnya.