Sabtu 19 Jun 2010 05:03 WIB

Target BKPM 2010, Kembangkan Investasi di Luar Pulau Jawa

Gita Wiryawan
Foto: Republika
Gita Wiryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN--Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan, mengatakan, mulai 2010 pihaknya bertekad mengembangkan investasi ke beberapa daerah luar Jawa termasuk Kalimantan Selatan.

Hal tersebut disampaikan Gita pada pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Rudy Ariffin, bersama kepala dinas terkait di Aula Abdi Persada Pemprov Kalsel, Jumat.

Menurut Gita, saat ini, investasi di Indonesia banyak "menumpuk" di Jawa dan sekitarnya, sedangkan untuk di luar Jawa hanya beberapa persen atau masih jauh tertinggal dibanding Jawa padahal potensi yang belum tergarap masih cukup besar.

Mengembangkan potensi tersebut, kata dia, kini pemerintah pusat telah menerapkan pola pelayanan potensi investasi satu atap pada tujuh provinsi di Indonesia.

Tujuh provinsi itu, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Papua yang merupakan provinsi penyangga investasi Indonesia disamping beberapa provinsi lainnya. "Selanjutnya kita juga akan mengembangkan potensi Kalsel dan sekitarnya melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur pendukung," katanya.

Menurut dia, infrastruktur merupakan syarat utama untuk bisa mengembangkan potensi investasi daerah, baik itu jalan, jembatan, pelabuhan, bandara udara, dan lainnya.

Pernyataan Gita tersebut menjawab harapan beberapa peserta rapat agar pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap infrastruktur di Kalsel yang kini masih jauh tertinggal.

Sebagaimana diketahui, pengembangan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) 74,56 persen berada di daerah Jawa, dan 6,6 persen di Kalimantan, begitu juga dengan penanaman modal asing (PMA) 90 persen di Jawa dan kota besar lainnya dan hanya 2 persen lebih di Kalimantan.

Kepala Dinas Perkebunan Kalsel, Haryono, mengatakan, potensi investasi di Kalsel terutama bidang perkebunan berkembang pesat, sehingga perlu adanya dukungan infrastruktur dan transportasi yang memadai. Dukungan infrastruktur terutama adalah pengembangan pelabuhan yang kini kurang memadahi dan perlunya alat transportasi seperti kereta api. "Alat transportasi kereta api sudah sering dibicarakan baik dalam pertemuan dan seminar, namun hingga kini belum juga ada realisasinya, apakah ada yang mengganjal," katanya.

Menjawab hal tersebut, Gita akan memperjuangkan dan memfasilitasi agar seluruh kebutuhan pengembangan investasi daerah bisa segera dilakukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement